GadGet – BINUS International bekerja sama dengan ASEAN Youth Organization, baru-baru ini mengadakan acara pelatihan keamanan siber bertema “ASEAN Cybersecurity Skilling Program”. Bertujuan untuk menepis banyaknya berita bohong atau fake news yang tersebar di internet, acara ini diadakan di kampus Internasional JWC @ Senayan BINUS, Jalan Hang Lekir I Nomor 6, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Kami sangat senang bekerja sama dengan AYO (ASEAN Youth Organization),” ujar Ardimas Andi Purwita, ST, MT, Ph.D., selaku Subject Content Coordinator dari BINUS International.
“Karena jangkauan organisasi ini sangat luas dan misinya sangat mulia, apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini,” ujar Ardimas.
Lebih lanjut Ardimas mengungkapkan, kerjasama dengan AYO semakin memperkuat status BINUS International sebagai universitas dengan pengalaman global. Dengan kurikulum teknologi terkini dan rekam jejak yang teruji, tak heran kampus BINUS dipilih sebagai tempat pelatihan Cyber Security Skills Program.
ASEAN Cyber Security Skills Program merupakan acara pelatihan selama satu hari mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Acara yang bertajuk “Cyber Security Skills Program in Fighting Hoaxes in the Cyber World” ini memuat beberapa sesi pemaparan tentang keamanan siber dan literasi digital dari pakar teknologi.
Beberapa pembicara yang hadir dalam seminar tersebut adalah Ardimas Andi Purwita dari BINUS International dan Saur Parulian, Master Trainer dari ASEAN Youth Organization. Setiap sesi diisi dengan penjelasan tentang cyber security, perannya dalam kehidupan sehari-hari, metode penyerangan yang paling umum dan cara pencegahannya.
Senjaya Mulia yang merupakan pendiri ASEAN Youth Organization menjelaskan bahwa tema terkait penipuan di internet sengaja dipilih karena banyaknya berita bohong yang tersebar di masyarakat. Hal ini tentunya sejalan dengan mendesaknya darurat keamanan digital di Asia Tenggara dan Indonesia.
“Pada puncak pandemi [COVID-19] kemarin, kami melihat ribuan berita bohong tersebar setiap hari hingga meresahkan masyarakat,” kata Senjaya Mulia ketika ditanya apa topik dari program pelatihan kali ini sebelum menambahkan, “Dalam konteks itu, [berita bohong] seperti itu dari orang yang tidak bertanggung jawab dapat membahayakan nyawa.”
Baik Senjaya maupun Ardimas percaya bahwa kunci untuk mencegah dampak buruk penipuan internet dimulai dari pengetahuan dasar. Selain itu, keseharian generasi muda saat ini tidak lepas dari teknologi dan dunia maya. Oleh karena itu, mereka harus dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menjelajahi dunia online terutama dalam hal literasi keamanan siber.
Program pelatihan ASEAN Cyber Security Skills Program diharapkan dapat membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi Master Trainer. Kemudian, sebagai Master Trainer, mereka dapat menyebarkan tentang pentingnya mengetahui bagaimana mengorganisasikan dan mencerna secara kritis informasi yang beredar di internet. Pada akhirnya, inisiatif ini akan meningkatkan literasi digital Indonesia di kancah dunia.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa internet itu sangat powerfull,” kata Ardimas ketika ditanya mengapa acara pelatihan seperti ini diperlukan, baik bagi civitas akademika BINUS International yang hadir maupun masyarakat umum yang berpartisipasi secara online.
“Teknologi ini seperti pedang bermata dua. Jika digunakan secara tidak benar, akan merugikan diri sendiri dan masyarakat. Jadi, kita harus menggunakannya dengan bijak, mulai dari berpikir kritis dulu saat berselancar di internet,” pungkas Ardimas.