Psikosis Adalah Gangguan Jiwa, Ini Gejala Dan Penyebabnya!

Psikosis adalah gangguan mental serius yang dapat terjadi pada ibu setelah melahirkan.

Kebanyakan ibu mengalami perubahan suasana hati yang dikenal sebagai “baby blues”.

Kondisi ini merupakan kejadian umum dan biasanya berlangsung selama beberapa hari.

Namun berbeda dengan psikosis postpartum.

Psikosis adalah suatu kondisi yang perlu diperlakukan sebagai keadaan darurat medis.

dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. KJ, Psikiater, Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskan, psikosis adalah sesuatu yang dialami oleh ibu melahirkan dan gejala yang muncul adalah pemutusan dari kenyataan.

“Hal ini dapat menyebabkan ibu mulai mendengar, melihat, dan atau mempercayai sesuatu yang tidak benar. Keadaan ini bisa sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya,” jelas dr. Zulvia Oktanida.

Psikosis Apakah

Psikosis adalah istilah medis yang mengacu pada kondisi mental yang terganggu oleh delusi atau halusinasi daripada penyakit.

Psikosis adalah gangguan yang mencakup kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Kondisi ini tergolong masalah mental yang serius.

Penelitian dari International Journal of Mental Health menjelaskan bahwa ketika penderita psikosis mengalami delusi, mereka memiliki keyakinan atau keyakinan yang kuat terhadap sesuatu.

Meskipun keyakinan ini tidak sesuai dengan fakta atau kenyataan.

Pengalaman ini bisa menakutkan dan ada kemungkinan seseorang dengan psikosis dapat melukai diri sendiri atau orang lain.

Oleh karena itu, seseorang yang menderita kondisi ini sangat disarankan untuk segera berobat.

Meski sering dianggap sama, nyatanya psikosis berbeda dengan depresi pascapersalinan (postpartum depression).

Pada depresi pasca melahirkan, gejala utama yang dialami adalah perubahan suasana hati, seperti:

  • Selalu merasa sedih
  • Merasa bersalah
  • Merasa tidak berharga, tidak cukup mampu
  • Cemas
  • Masalah tidur dan kelelahan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perubahan nafsu makan
  • Mungkin juga ada pikiran untuk bunuh diri

Meskipun tidak ada obat untuk kondisi ini, tersedia berbagai pilihan pengobatan untuk mengurangi risiko mengalami episode psikotik.

Gejala Psikosis Postpartum

Panik (Foto Stok Arbo)

Gejala psikosis tidak muncul secara tiba-tiba. Biasanya mengikuti pola berikut:

Perubahan bertahap dalam cara Anda berpikir dan melihat dunia di sekitar Anda.

Keluarga atau teman bisa mengenali tanda ini dengan selalu curiga terhadap orang di sekitarnya, tidak menjaga diri atau kebersihan diri, lebih sering menyendiri, dan memiliki emosi yang datar.

Lihat, dengar, atau rasakan sesuatu yang belum pernah dialami orang lain.

Seseorang juga akan percaya pada hal-hal yang tidak biasa meskipun orang lain mencoba untuk menggoyahkan kepercayaan tersebut.

Tidak jarang mereka menarik diri dari teman dan keluarga, tidak mengurus diri sendiri, dan tidak bisa berpikir jernih.

Secara umum, gejala utama psikosis adalah munculnya delusi dan halusinasi yang berkembang seiring waktu.

1. Kecewa

Melansir StatPearls Journal, delusi merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang membuat penderitanya percaya dan percaya pada sesuatu yang tidak nyata.

Orang dengan delusi tidak dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang bukan.

Gejala delusi dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya meliputi:

  • Perubahan suasana hati dan emosi, misalnya lekas marah
  • Pidato aneh dan pemutusan hubungan
  • Merasa cemas dan terancam
  • Percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal
  • Perubahan perilaku.

2. Halusinasi

Halusinasi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami hal-hal yang tidak nyata.

Saat seseorang mengalami halusinasi, mereka akan menunjukkan perubahan emosi atau perilaku sesuai dengan sensasi yang dialaminya.

Ini tergantung pada indera mana yang terpengaruh.

  • Mengalami sensasi di tubuh (seperti merangkak di kulit atau gerakan)
  • Mendengar suara (seperti musik, langkah kaki atau pintu dibanting)
  • Mendengar suara (dapat mencakup suara positif atau negatif, seperti suara yang membahayakan diri sendiri atau orang lain)
  • Melihat objek, makhluk, atau pola atau cahaya
  • Bau (bisa menyenangkan atau busuk dan di salah satu atau kedua lubang hidung)
  • Rasa sesuatu (sering rasa logam)

Kombinasi halusinasi dan delusi dapat menyebabkan tekanan yang parah dan perubahan perilaku.

Beberapa tanda dan gejala lain yang dapat menyertai psikosis adalah:

  • Sulit berkonsentrasi
  • Suasana hati tertekan
  • kecurigaan
  • Tidur berlebihan atau tidak cukup
  • Kecemasan/kecemasan yang tinggi
  • Menarik diri dari keluarga dan teman
  • Saya merasa ingin bunuh diri
  • Pidato yang tidak koheren, misalnya mengubah topik secara tiba-tiba

Penyebab Psikosis Postpartum

Cemas

Masih belum jelas apa penyebab pasti psikosis pascapersalinan.

Namun, berikut ini diyakini sebagai penyebab psikosis:

  • Faktor genetik (keturunan). Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kejiwaan dapat meningkatkan risiko psikosis pada anaknya, meskipun tidak selalu diturunkan.
  • Penyalahgunaan narkoba dan kecanduan alkohol.
  • Peristiwa traumatis seperti kecelakaan, bencana alam, pelecehan seksual dan kehilangan orang yang dicintai atau perang.
  • Menderita penyakit lain seperti cedera otak, tumor otak, stroke, penyakit Alzheimer, epilepsi, dan HIV/AIDS.

“Selain itu, kurang tidur juga bisa berperan dalam terjadinya postpartum psychosis,” tambah dr. Zulvia.

Faktor Risiko Psikosis Postpartum

Kecemasan Pasca Melahirkan (Stock Photo Arbo)

Padahal, psikosis ini bisa terjadi pada ibu yang tidak memiliki faktor risiko sebelumnya.

Namun, diketahui ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.

Faktor risiko ini meliputi:

  • Riwayat gangguan jiwa sebelumnya seperti bipolar, skizofrenia, atau skizoafektif.
  • Riwayat psikosis postpartum pada persalinan sebelumnya.
  • Riwayat keluarga psikosis postpartum.
  • Riwayat keluarga dengan gangguan mental, seperti gangguan bipolar.
  • Kehamilan pertama.
  • Penghentian pengobatan psikiatri selama kehamilan.

Perbedaan antara Psikosis dan Skizofrenia

Skizofrenia (Foto Saham Arbo)

Meski memiliki gejala yang mirip, skizofrenia dan psikosis adalah dua kondisi yang berbeda.

Seseorang dengan skizofrenia pasti mengalami psikosis. Namun, penderita psikosis belum tentu mengidap skizofrenia.

Perbedaan antara skizofrenia dan psikosis adalah bahwa psikosis mengacu pada gejala dan dapat menjadi bagian dari banyak hal.

Skizofrenia adalah penyakit mental serius yang mencakup gejala psikosis.

Tidak semua orang yang mengalami gejala psikosis mengalami skizofrenia.

Untuk diagnosis yang akurat, dokter harus membedah semua gejala.

Ini bisa sangat membingungkan karena berbagai gejala bisa tumpang tindih.

Cara Mengatasi Psikosis Pasca Melahirkan

Stres pasca melahirkan

Psikosis postpartum adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perhatian medis segera.

“Segera bawa ibu ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan,” jelas dr. Zulvia memberi saran.

Jika dapat dideteksi sejak dini saat ibu masih dirawat inap setelah melahirkan, biasanya ibu akan dirawat lebih lama untuk mengatasi kondisi psikotiknya.

Perawatan ini akan berlangsung hingga mood dan emosi ibu stabil, serta tidak membahayakan dirinya dan bayinya.

Berikut pengobatan untuk ibu dengan postnatal psychosis yang dikutip dari UK National Health Service, di antaranya:

1. Terapi Obat

Saat merawat ibu dengan psikosis pascapersalinan, psikiater atau psikiater akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala psikosis, depresi, dan menstabilkan suasana hati.

Obat resep yang diberikan adalah antipsikotik, antidepresan, dan penstabil mood.

2. Terapi Kejang Listrik (ECT)

ECT terkadang direkomendasikan saat pengobatan lain gagal atau saat kondisinya dianggap mengancam jiwa.

ECT adalah prosedur yang dilakukan dengan bius total, yang menggunakan arus listrik kecil untuk melewati otak, yang dengan sengaja memicu kejang singkat.

ECT tampaknya menyebabkan perubahan kimia otak yang dapat dengan cepat membalikkan gejala kondisi kesehatan mental tertentu.

Meski menimbulkan banyak persepsi negatif, terapi ini sangat aman dan berada di bawah pengawasan langsung para ahli.

Namun, sebagian besar wanita dengan psikosis pascapersalinan sembuh total saat mereka menerima perawatan yang tepat, sehingga jarang bagi mereka untuk menerima terapi ECT.

3. Bentuk Dukungan dari Lingkungan Lingkungan

Dukungan dari keluarga dan kerabat dekat akan sangat membantu ibu yang menderita psikosis pasca melahirkan untuk cepat sembuh.

Hal ini dikarenakan para ibu biasanya kesulitan mengungkapkan isi hati dan pikirannya, sehingga ada baiknya jika ada yang berbicara dengannya.

Berbicara dengan orang yang memiliki pengalaman langsung dengan penyakit ini juga dapat membantu.

Di beberapa komunitas, sudah ada yang memberikan dukungan sebaya untuk membantu pasien sembuh.

Cara Mencegah Psikosis

Konseling dengan Psikiater

Secara umum, situasi ini hampir tak terhindarkan.

Namun ada hal yang dapat mencegah terjadinya psikosis yaitu dengan mengurangi resikonya yaitu tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, tidak menggunakan obat-obatan tanpa petunjuk dan pengawasan dokter.

Ibu juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa setelah mengalami peristiwa traumatik agar dapat dilakukan konseling agar tidak berkembang menjadi gangguan jiwa.

Itu tadi tentang psikosis, yaitu gangguan yang bisa dialami ibu setelah melahirkan.

Semoga membantu jika Anda memiliki keluarga atau teman yang mengalami hal serupa. Jangan lupa segera dapatkan bantuan profesional ya Sobat!

Temukan artikel menarik lainnya di Google News

#Psikosis #Adalah #Gangguan #Jiwa #Ini #Gejala #Dan #Penyebabnya arbo Psikosis Adalah Gangguan Jiwa, Ini Gejala Dan Penyebabnya!