9+ Bahaya Kelebihan Protein Bagi Kesehatan Tubuh, Awas!

Tahukah Anda bahwa kelebihan protein dalam asupan harian Anda dapat berbahaya bagi kesehatan Anda?

Tidak bisa dipungkiri bahwa protein merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting bagi tubuh. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mengonsumsi protein dalam jumlah yang tepat.

Namun, jika kelebihan protein digunakan sebagai gaya hidup jangka panjang, Anda lebih berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu.

Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai risiko tubuh mengalami asupan protein berlebih, Sobat!

Efek Kelebihan Protein pada Tubuh

Sobat and Dads mungkin sudah tidak asing lagi dengan diet tinggi protein yang akhir-akhir ini kembali marak, seperti diet ketogenic atau biasa disingkat dengan diet keto.

Diet keto adalah diet yang mengikuti diet rendah karbohidrat dan rendah lemak.

Diet tinggi protein telah terbukti membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, mempercepat dan mempertahankan rasa kenyang, serta memelihara otot.

Namun, kelebihan protein dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi kesehatan tertentu.

Lalu, apa saja risiko kelebihan protein, apalagi jika dikonsumsi dalam jangka panjang?

1. Penambahan Berat Badan

Risiko pertama kelebihan protein adalah menyebabkan penambahan berat badan. Mengapa Anda menambah berat badan alih-alih menurunkannya?

Diet tinggi protein tentu akan membuat berat badan Anda turun dalam waktu yang relatif singkat, namun juga disertai dengan risiko kenaikan berat badan yang terlalu cepat.

Kelebihan protein yang masuk biasanya akan disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino akan dikeluarkan melalui feses.

Seiring waktu, ini sebenarnya dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein.

Dalam Clinical Nutrition ditemukan, mengganti karbohidrat dengan protein berkaitan erat dengan kenaikan berat badan yang signifikan.

2. Bau mulut

Risiko kelebihan protein juga bisa menyebabkan bau mulut, terutama saat tubuh membatasi asupan karbohidrat.

Menyikat gigi dan flossing tidak akan menghilangkan bau mulut.

Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi bau mulut akibat kelebihan protein, seperti banyak minum air putih, lebih sering menyikat gigi, atau mengunyah permen karet.

3. Sembelit atau Susah BAB

Efek Kelebihan Protein pada Tubuh

Sebuah studi menemukan bahwa 44% orang mengalami konstipasi akibat diet tinggi protein, membatasi asupan karbohidrat, dan rendah serat.

Pola makan tinggi protein dapat mempersulit sistem pencernaan tubuh karena pola makan hanya berfokus pada protein.

Dikutip dari Women’s Health, tak hanya menyebabkan sembelit, kelebihan protein juga menyebabkan orang kurang mengonsumsi serat.

Orang yang fokus pada diet protein tinggi seringkali fokus pada konsumsi protein hewani yang tidak mengandung serat.

4. Diare parah

Jika Anda hanya mencoba mengikuti diet protein tinggi, disarankan untuk minum lebih banyak air.

Jangan lupa tambahkan serat dalam menu, karena kelebihan protein menyebabkan diare.

Dengan terlalu banyak mengonsumsi produk susu atau turunannya, ditambah dengan asupan serat yang kurang, hal inilah yang menyebabkan diare.

Kondisi ini bisa semakin parah jika Bunda atau Ayah mengalami intoleransi laktosa atau mengonsumsi sumber protein seperti daging goreng, ikan, dan ayam.

Untuk mencegah diare, minumlah banyak air dan hindari minuman berkafein.

Selain itu, batasi makanan yang digoreng, hindari asupan lemak yang berlebihan, dan perbanyak asupan makanan dengan asupan serat yang tinggi.

5. Dehidrasi

Efek Kelebihan Protein pada Tubuh

Studi bertajuk Diet Tinggi Protein Menyebabkan Dehidrasi, Bahkan Pada Atlet Terlatih menyebutkan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi tubuh akan menurun.

Studi lain menyimpulkan hal yang sama bahwa mengonsumsi lebih banyak protein dapat mengurangi hidrasi tubuh.

Pada dasarnya, salah satu bahaya kelebihan protein bagi kesehatan adalah dapat menyebabkan dehidrasi.

Oleh karena itu, jika mengikuti diet tinggi protein, usahakan untuk menambah asupan cairan harian, terutama jika Bunda dan Ayah banyak beraktivitas.

6. Kerusakan Ginjal

Ada klaim bahwa kelebihan protein dari asupan harian dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal.

Ini karena kadar nitrogen yang berlebihan yang ditemukan dalam asam amino, yang merupakan hasil metabolisme protein.

Akibatnya, ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan nitrogen dan produk sisa metabolisme protein lainnya.

Tentunya hal ini membuat ginjal yang rusak semakin lelah dalam menjalankan tugasnya hingga rusak dan berhenti bekerja.

7. Peningkatan Risiko Kanker

Efek Kelebihan Protein pada Tubuh

Studi lain menunjukkan kelebihan protein dari makan daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker.

Makan lebih banyak daging merah dan produk olahannya dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, kanker payudara, atau kanker prostat.

Namun di sisi lain, mengonsumsi protein dari sumber nabati justru dapat menurunkan risiko kanker.

Para ilmuwan menduga bahwa hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak tertentu yang ditemukan dalam daging dapat menyebabkan risiko kanker.

8. Penyakit jantung

Risiko kelebihan protein, terutama dari daging merah dan makanan olahan susu berlemak, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Ini terkait dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.

Menurut sebuah studi tahun 2010, mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita.

Dalam sebuah penelitian European Heart Journal menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dalam jangka panjang dapat meningkatkan trimethylamine N-oxide (TMAO).

Ini adalah bahan kimia yang diproduksi di usus dan telah dikaitkan dengan penyakit jantung.

Manfaat Protein Pada Ibu Hamil

Manfaat Protein Pada Ibu Hamil

Tak hanya itu, kelebihan protein juga menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu hamil. Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi, di antaranya:

9. Janin tidak berkembang dengan baik

Asupan protein sangat penting selama kehamilan. Tanpa jumlah yang cukup, bayi dalam kandungan tidak akan tumbuh normal.

Wanita hamil membutuhkan lebih banyak protein daripada wanita yang tidak hamil.

Wanita hamil membutuhkan sekitar 300 kalori ekstra per hari selama kehamilan.

Namun, menurut American Pregnancy Association, asupan kalori yang berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.

Kelebihan protein pada ibu hamil juga tidak memberikan manfaat yang terlihat bagi perkembangan bayi.

10. Jamur Organ Pengganggu

Manfaat Protein Pada Ibu Hamil

Dalam Asupan Energi dan Protein pada Kehamilan, peneliti menemukan bahwa suplemen protein tinggi saja tidak bermanfaat untuk kehamilan dan mungkin berbahaya bagi janin.

Selain itu, kelebihan protein pada ibu hamil juga bisa menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik.

Akibatnya, protein dalam darah akan ikut keluar bersama urine. Kondisi ini biasa disebut dengan proteinuria.

Proteinuria sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan indikasi bahwa ada yang tidak beres di dalam tubuh.

Misalnya preeklampsia dan eklampsia, obesitas, daya tahan tubuh lemah dan sebagainya.

Mengonsumsi banyak air putih dan mengontrol asupan protein dan garam yang masuk ke dalam tubuh dapat mengurangi risiko kelebihan protein pada ibu hamil.

11. Kehilangan Kalsium

Kelebihan protein pada ibu hamil juga menyebabkan hilangnya kalsium dalam tubuh.

Ini terkadang dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.

Sebuah studi tahun 2013 di Research Gate menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein yang tinggi dan kesehatan tulang yang buruk.

Namun, tinjauan tahun 2013 lainnya menemukan bahwa efek protein pada kesehatan tulang tidak meyakinkan.

Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk melihat efek kelebihan protein pada ibu hamil tersebut.

Batas Normal Protein Bagi Tubuh

Batas Normal Protein Bagi Tubuh

Selain efek kelebihan protein pada anak-anak atau ibu hamil, protein merupakan nutrisi penting bagi tubuh.

Biasanya, untuk mencukupi asupan protein pada tubuh anak, orang tua cenderung memberikan asupan protein berlebih pada anak, termasuk memberikannya suplemen protein.

Namun, Mom dan Dad harus memperhatikan jumlah asupan protein, karena protein yang berlebihan pada anak dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Berikut batasan asupan protein yang dianjurkan untuk tubuh, antara lain:

1. Asupan Protein pada Anak

Health Essentials dari Cleveland Clinic menyebutkan bahwa anak usia 4-9 tahun hanya membutuhkan sekitar 19 gram protein per hari.

Sedangkan mereka yang berusia 9-13 tahun hanya membutuhkan sekitar 34 gram sehari.

Secara keseluruhan, anak-anak harus mendapatkan protein yang cukup setiap hari untuk pertumbuhan dan kesehatannya.

Kelebihan protein pada anak justru menimbulkan berbagai risiko kesehatan, seperti kelebihan berat badan, kerusakan organ, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Bagian tubuh manusia seperti tulang, otot, kulit, dan sebagian besar organ lainnya terbuat dari asam amino yang merupakan hasil metabolisme protein.

2. Asupan Protein untuk Orang Dewasa

Di Harvard Medical School, asupan protein yang disarankan adalah 0,8 gram protein sederhana per kilogram berat badan.

Dalam arti tertentu, itu adalah jumlah minimum protein yang dibutuhkan untuk mencegah berbagai penyakit.

Tentu saja, setiap orang membutuhkan jumlah protein yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, Ibu dapat memeriksakan diri ke dokter.

3. Asupan protein untuk lansia

Lebih banyak protein dibutuhkan untuk orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.

Menurut AARP, di usia tua, tubuh berisiko mengalami sarkopenia, yaitu hilangnya massa, kekuatan, dan fungsi otot.

Asam amino esensial dalam protein adalah nutrisi utama untuk otot yang sehat.

Meski begitu, tubuh orang tua biasanya kurang responsif terhadap asupan asam amino dibandingkan orang yang lebih muda.

Orang lanjut usia dengan sarkopenia mungkin membutuhkan 1,2 hingga 1,5 g/kg protein per hari.

Penting juga untuk mengonsumsi jenis protein yang tepat. Termasuk asam amino leusin, yang terbukti menjaga otot.

Leucine ditemukan dalam jumlah yang lebih tinggi pada makanan hewani seperti daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk yang dibuat dengan susu.

Protein merupakan nutrisi penting dalam kehidupan manusia, termasuk untuk janin dan orang dewasa.

Selain membentuk jaringan dan sel tubuh, senyawa ini juga berperan dalam produksi enzim dan berbagai hormon.

Hal inilah yang membuat tubuh manusia membutuhkan asupan protein yang cukup.

Namun, sesuatu yang baik juga bisa berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Padahal, tubuh manusia membutuhkan nutrisi yang seimbang agar tetap sehat.

Jadi, mulai sekarang pastikan kamu tidak terlalu banyak mengonsumsi protein ya Sobat!

Temukan artikel menarik lainnya di Google News

#Bahaya #Kelebihan #Protein #Bagi #Kesehatan #Tubuh #Awas arbo 9+ Bahaya Kelebihan Protein Bagi Kesehatan Tubuh, Awas!