5 Bahaya Baby Walker, Berisiko Bikin Anak Rentan Cedera

Bahaya baby walker karena belajar berjalan justru bisa menyebabkan bayi mengalami kecelakaan, lho!

Hal-hal yang mungkin terlintas di benak Anda saat ingin membeli baby walker untuk buah hati Anda adalah:

Apakah ada salah satu dari ketiga alasan tersebut yang Sobat miliki?

Jika demikian, pertimbangkan kembali rencana tersebut. Ternyata, alat tersebut memiliki sedikit manfaat dan lebih banyak sisi negatifnya.

Salah satu bahaya baby walker adalah cedera akibat jatuh yang harus dibawa ke rumah sakit.

“Saat menggunakan baby walker, bayi bisa meraih kompor panas, secangkir kopi panas, atau jatuh ke kolam, karena mereka belum sepenuhnya memahami bahayanya,” kata Gary A. Smith, Direktur Center for Injury. Riset dan Kebijakan di Nationwide Children’s Hospital di Ohio, AS, diluncurkan dari Healthline.

Bahaya baby walker

Para peneliti di jurnal Pediatrics memeriksa data cedera nasional antara tahun 1990 dan 2014.

Mereka menemukan bahwa baby walker mengakibatkan 230.676 cedera di UGD untuk anak di bawah usia 15 bulan.

Sebanyak 90% cedera terjadi pada kepala dan leher dan hampir 40% pasien yang dirawat di rumah sakit menderita patah tulang tengkorak.

Penyebab paling umum dari cedera tersebut jatuh dari tangga. Namun, para peneliti juga memperingatkan bahwa baby walker tidak hanya berbahaya, tetapi juga berbahaya dalam segala situasi.

Ini termasuk jatuh ke kolam atau memberi mereka akses ke barang-barang seperti pembersih rumah tangga atau cairan panas.

“Mayoritas cedera terjadi pada anak-anak yang berusia sekitar 8 bulan.

Mereka belum tentu bisa berjalan, mereka hanya merangkak pada usia itu,” kata Dr. Nina L. Shapiro, Direktur Otolaringologi Anak di Fakultas Kedokteran David Geffen di The University of California, Los Angeles.

Para ahli mengatakan bahwa baby walker juga tidak memberikan manfaat fungsional bagi bayi yang sedang berkembang.

Klaim bahwa itu dapat membantu bayi berjalan lebih cepat belum dikonfirmasi oleh bukti faktual apa pun.

Berikut beberapa bahaya baby walker, sehingga tidak disarankan untuk digunakan:

1. Peningkatan Risiko Ketegangan Otot

Alasannya karena baby walker memungkinkan si kecil untuk berdiri dan berjalan dengan bertumpu pada kakinya.

2. Anak Tidak Bisa Melihat Kakinya Saat Berjalan

Bahaya baby walker membuat si kecil kesulitan menyeimbangkan tubuhnya.

3. Memperkuat Otot yang Tidak Benar

Kedua tungkai bawah memang kuat, namun tungkai atas (paha) dan pinggang tetap tidak terlatih.

Padahal, bagian atas dan pinggang sangat penting untuk berjalan.

4. Anak Rentan Terjatuh

Akibat baby walker, si kecil bisa berguling saat tubuhnya miring ke kanan atau ke kiri di atas baby walker.

Karena kepala bayi masih lebih berat dari badannya.

5. Anak Rentan Cedera

Bahaya yang paling menakutkan bagi baby walker adalah ketika si kecil dapat meraih benda-benda berbahaya secara tidak terkendali, seperti air panas, api, atau colokan listrik.

Juga lebih mudah untuk menabrak dan menabrak furnitur atau benda berbahaya.

Manfaat belajar berjalan tanpa baby walker

Daripada membiasakan si kecil menggunakan baby walker, Bunda bisa mencari cara lain untuk membantunya belajar berjalan.

Diantaranya dengan menghindari kebiasaan menggendong dan mengajaknya mendorong benda berat seperti kursi.

Belajar berjalan tanpa baby walker membuat si kecil lebih leluasa bergerak, bisa melihat kakinya sendiri sehingga belajar keseimbangan, dan tentunya gerakannya juga bisa lebih terkontrol.

Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics

Bayi Berjalan di Baby Walker

American Academy of Pediatrics (AAP) sebenarnya telah mengusulkan pelarangan pembuatan dan penjualan alat bantu jalan bayi di AS.

Meski banyak peningkatan dengan penambahan fitur keselamatan, AAP tetap tidak merekomendasikannya untuk digunakan oleh anak-anak.

Penelitian Gary mengungkapkan bahwa jumlah cedera terkait baby walker telah menurun drastis sejak tahun 1990.

Namun, Gary menekankan betapa berbahayanya baby walker.

Dia menyoroti proporsi cedera parah yang sangat tinggi, termasuk:

  • Tengkorak retak.
  • Gegar.
  • Luka bakar di kepala dan leher.

Gary mengakui niat baik ibu yang memberikan baby walker tersebut.

Namun menurutnya, bayi yang tidak memahami bahaya dan berada di atas alat beroda yang bisa melaju kencang, suatu saat tidak akan bisa mengendalikannya.

“Tidak apa-apa jika kamu tetap di sisinya. Tapi terkadang anak-anak akan bergerak sangat cepat sehingga Anda tidak punya waktu untuk bereaksi.”

Alternatif Lain Baby Walker

Waktu Perut

Setelah mengetahui bahaya baby walker, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menenangkan bayi atau mengajarinya berjalan.

1. Waktu Perut

Jika moms memberikan baby walker karena ingin membuat bayi lebih senang, tertantang, senang dan bebas bergerak, sebenarnya ada cara lain moms.

Misalnya dengan mengajak bayi lebih banyak tummy time.

Bayi akan lebih mudah bergerak dan memberinya latihan untuk mengangkat kepala, berguling, mendorong tangan dan lutut, serta mulai merangkak.

Bunda juga bisa mengajak si kecil bermain di play mat dengan mainan dan buku.

Selain melatihnya bergerak, hal ini juga memberikan waktu bagi ibu untuk bonding dengan bayi.

2. Melatih anak yang sudah belajar berjalan

Jika tujuannya untuk melatih si kecil belajar berjalan, para ahli menyarankan para orang tua untuk tidak memasukkan bayinya ke dalam baby walker.

Sebaliknya, dorong bayi untuk aktif bergerak di lantai yang bersih di ruangan yang aman, hingga ia bebas merangkak, duduk, dan berlatih berjalan.

Menggendong tangan bayi saat mengajaknya belajar berjalan, atau di Indonesia disebut tatih, lebih aman.

Namun perlu dipahami pada usia berapa anak harus belajar berjalan.

Menurut Medical News Today, rata-rata bayi berjalan antara usia 12 dan 18 bulan. Jadi jika si kecil sudah mendekati usia 1 tahun, Anda bisa mulai melatihnya berjalan secara rutin.

Nah, setelah mengetahui berbagai bahaya baby walker, apakah Anda masih ingin membelinya?