Mengenal Infeksi Jamur Jerawat dan Cara Mengobatinya

Bunda punya masalah kulit seperti jerawat di dada atau punggung? Hal ini umumnya dikenal sebagai jerawat jamur.

American Academy of Dermatology mengungkapkan bahwa penyebab utama jerawat adalah karena pori-pori kulit tersumbat oleh sel kulit mati.

Lama kelamaan muncul flek hitam yang akhirnya menjadi penyebab jerawat.

Hal ini juga bisa terjadi karena bakteri P. acnes masuk ke dalam pori-pori yang tersumbat dan menyebabkan komedo.

Lalu, apa bedanya jerawat jamur dengan jenis jerawat lainnya? Lalu, apa penyebab kemunculannya?

Apa itu Jamur Jerawat?

Sobat, jerawat jamur adalah infeksi jamur yang terlihat seperti jerawat, tetapi bukan jerawat, karena pemicunya berbeda seperti jerawat di wajah.

“Jadi jerawat jamur itu adalah infeksi jamur yang bentuknya mirip jerawat atau jerawat tapi jerawat jamur itu bukan jerawat atau bukan jerawat karena pemicunya adalah jamur.

Jenis jamurnya adalah kelompok malassezia atau kelompok pityrosporum. Jerawat jamur ini namanya pityrosporum folliculitis,” jelas dr Suksmagita Pratidina, Sp.DVE.

Beliau adalah Dokter Spesialis Kulit Estetika Venereologi yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.

Yaitu, folikulitis, yaitu peradangan pada saluran kelenjar minyak yang disebabkan oleh pityrosporum. Jamur ini bukanlah jamur parasit.

Jadi sebenarnya jamur ini merupakan flora normal pada kulit kita. Namun, mengapa ada yang mengalami masalah jamur ini dan ada yang tidak?

“Seperti diketahui jamur pityrosporum biasanya ada di kulit kita. Namun populasinya akan meningkat atau menjadi berlebihan jika kulit kita lembab dan berminyak,” tambah dr. Suksmagita.

Lihat juga:  Cara Menghilangkan Flek Hitam Yang Alami

Sebab, mereka sangat menyukai kulit berminyak. Pori-pori kulit memiliki kelenjar keringat dan kelenjar minyak.

Jadi, setiap aktivitas manusia yang membuat kelenjar keringat dan kelenjar minyak menjadi hiperaktif, akan meningkatkan populasi jamur ini.

Area yang terkadang terkena biasanya di area tertentu yang kelenjar minyaknya lebih padat.

Misalnya di area leher, belakang telinga, tepi antara garis rambut dan wajah, badan sering berada di tengah dada, dan di tengah punggung.

Itu adalah area di mana kelenjar minyak kita lebih padat.

Perbedaan Kultur Jerawat dan Jamur

Jerawat di punggung

Dilansir dari sebuah penelitian di jurnal Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, jerawat jamur muncul akibat infeksi jamur Malassezia furfur atau Pityrosporum ovale yang terdapat pada folikel rambut.

Inilah yang membedakan jerawat jamur dengan masalah jerawat lainnya karena bisa muncul di bagian tubuh mana saja.

Dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology 2014, terungkap bahwa jamur jerawat paling sering ditemukan di dada, punggung, lengan atas, dan lebih jarang di wajah.

Sehingga, jika muncul di wajah, sering salah didiagnosis dan dianggap jerawat biasa.

Menurut Dr. Sam Bunting, dermatolog dari London, umumnya kita mengenal bentuk jerawat, seperti papula, pustula, nodul, dan kista.

Berbeda dengan jenis jerawat ini, jerawat jamur merupakan jerawat yang berukuran sangat kecil dan terasa gatal.

Pada beberapa orang, jerawat kecil ini bisa menyebabkan ruam merah bersisik di alis, lipatan hidung, dan kulit kepala.

dr. Suksmagita juga menambahkan bahwa replacement merupakan gambaran klinis yang dapat disebabkan oleh banyak kondisi, salah satunya adalah acne jamur.

Lihat juga:  Cara Mengobati Kacer Serak

“Scaret itu sebenarnya adalah tampilan klinis yang bisa disebabkan oleh apa saja, bisa jerawat jamur atau bisa jerawat asli.

Atau bisa seperti istilah orang awam untuk keringat buntet atau istilah medisnya miliaria,” kata dr Suksmagita.

Intinya adalah goresan tersebut disebabkan oleh sumbatan di mulut atau permukaan luar.

Jadi, kelenjar keringat atau kelenjar minyak seharusnya bisa mengalir, tapi tersumbat sehingga menimbulkan garis-garis.

“Biasanya guratan adalah sumbatan yang menutup pori-pori, bisa disebabkan oleh jamur, kuman jerawat, atau bisa juga karena sumbatan biasa tanpa peradangan atau tanpa infeksi,” jelas dr. Suksmagita.

Jerawat jamur:

Jerawat jamur dapat muncul karena berbagai alasan. Bentuknya juga berbeda dengan bruntusan.

“Nah, acne jamur itu bentuknya sendiri-sendiri yang monomorphic atau seragam, artinya bentuknya seragam semua.

Ukurannya sama, bentuknya sama dan seringkali lebih intens di area dengan banyak kelenjar minyak.

Istimewanya tidak terlihat seperti komedo karena jerawat jamur adalah infeksi jamur tetapi tidak disebabkan oleh keputihan atau sumbatan. Jadi ciri jerawat jamur tidak ada flek hitamnya,” jelas dr Suksmagita.

Bruntusan:

Sedangkan memar biasanya disebabkan oleh sumbatan yang biasa timbul seperti sumbatan berupa white head atau black head.

Keparahan dan Keberhasilan Jamur Jerawat

Ilustrasi Bruntusan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jerawat dan guratan jamur merupakan dua kondisi yang berbeda, sehingga tingkat keparahannya juga berbeda.

Tingkat keparahan ini juga ditentukan oleh banyak faktor, Sobat. Keparahan ditentukan oleh ukuran area dan jumlah peradangan.

“Jadi sebenarnya dua ini lebih parah atau tidak, tergantung daerah yang kena dampaknya berapa.

Lihat juga:  Cara Alami Mengeluarkan Janin Yang Tidak Berkembang

Lalu berapa banyak ruam kulit yang menunjukkan parah atau tidaknya,” jelas dr Suksmagita.

dr. Tambah Suksmagita, biasanya yang terparah adalah jerawat jamur.

“Namun seringkali yang lebih parah adalah infeksi jamur, karena infeksi jamur, kita tidak hanya menilai dan merawat kondisi kulit, kita juga harus menangani masalah lain.

Misalnya, dia mungkin tidak memiliki kekebalan yang baik atau mungkin lebih berkeringat dan berminyak.

Jadi, kalau hanya menyembuhkan radangnya saja tapi tidak menyembuhkan penyakit dasarnya, tentu penyakit ini akan kambuh kembali,” kata dr Suksmagita.

Penyebab Jerawat Jamur

Berkeringat saat berolahraga

Jerawat jamur juga dikenal sebagai pityrosporum folliculitis atau malassezia folliculitis.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, infeksi jamur menjadi penyebabnya. Namun, hal yang menimbulkan pertanyaan, dari manakah infeksi jamur ini berasal?

“Dalam kondisi normal ada keseimbangan antara bakteri dan jamur pada kulit kita.

Namun, jika terjadi pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, peradangan, dan jerawat jamur,” ujar dr. Hye Jin Chung, asisten profesor dermatologi di Boston University School of Medicine.

Masih menurut dr. Chung, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan jerawat jamur, antara lain:

  • Mengenakan pakaian ketat, seperti pakaian olahraga yang terlalu lama terkena keringat.
  • Jangan langsung mandi setelah berolahraga.
  • Memakai peralatan olahraga di tempat umum dan mengabaikan kebersihan setelah menggunakannya.
  • Keringat berlebihan Risikonya akan lebih tinggi bagi orang yang tinggal di iklim panas.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Dr. Emily C. McKenzie, instruktur klinis di departemen dermatologi di University of Utah.

Menurutnya, beberapa orang juga secara genetik mampu mengalami pertumbuhan jamur berlebih yang akhirnya menimbulkan jerawat jamur.

Lihat juga:  Cara Mengobati Anjing Sakit Mata

“Beberapa penyakit kronis yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes dan HIV juga rentan terhadap jamur jerawat,” ujar dr. McKenzie, mengutip Self.

Cara Mengatasi Jerawat Jamur

Jerawat di Dada

“Jerawat jamur bisa bertambah parah ketika seseorang melakukan aktivitas dengan keringat berlebih,” ujar dr. Hye Jin Chung.

Untuk itu, ada baiknya Sobat memperhatikan cara-cara mengatasinya berikut ini:

1. Menjaga Kebersihan Tubuh

Mengobati jerawat jamur tergantung dari tingkat keparahan masing-masing orang.

Penanganan awal yang paling mudah adalah dengan mengatur gaya hidup dengan selalu menjaga kebersihan.

Misalnya, Ibu langsung mandi, mencuci, dan langsung berganti pakaian bersih setelah berolahraga.

American College of Clinical Pharmacy mengatakan, gunakan pembersih wajah yang ringan, lembut, dan cocok untuk kulit sensitif.

Jika Anda memiliki jerawat jamur di punggung atau dada, sebaiknya hindari mengenakan pakaian ketat yang dapat memicu atau memperparah kondisi ini.

2. Menggunakan Produk Antijamur

Menurut Dr. Sam Bunting, dokter kulit di London, jerawat jamur dan jerawat akibat komedo bisa muncul bersamaan.

Kelenjar sebaceous berminyak bisa menjadi pusat dari kedua gangguan kulit ini. Untuk itu, lebih baik mengobati jerawat jamur terlebih dahulu.

“Gunakan antijamur oral, seperti flukonazol untuk mengobati jerawat jamur.

Jika muncul di kulit kepala, gunakan sampo antijamur topikal, seperti ketoconazole. Bahan lain yang bisa membantu adalah zinc pyrithione dan selenium sulfide,” kata Dr. Sam.

Selain itu, sebaiknya Ibu menggunakan sabun muka dan badan yang mengandung bahan aktif antijamur untuk mengurangi gejala yang ada.

3. Minum Obat Antijamur

Jika jerawat jamur yang terjadi semakin parah dan pertumbuhan jamur pada folikel rambut berlebihan, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter.

Lihat juga:  Cara Mengobati Bintitan Dalam Semalam

Biasanya dokter akan memberikan obat antijamur untuk mengobatinya.

“Biasanya pasien disarankan untuk berkeringat selama 24 jam setelah minum pil antijamur karena obatnya terbukti dapat dikeluarkan melalui kelenjar keringat dari folikel rambut ke kulit.

Perawatan ini dinilai lebih efektif dan efisien,” kata dr. Shereene Idris, dokter kulit kosmetik di Union Square Laser Dermatology, New York.

Jerawat jamur adalah suatu kondisi yang mungkin memerlukan perawatan medis untuk mengobatinya.

Untuk menghindarinya, ada baiknya memperhatikan kebersihan diri, terutama setelah beraktivitas berat.

Cara Mencegah Jerawat Jamur

Ilustrasi mandi

Orang yang lebih berisiko harus mewaspadai jerawat jamur, Sobat.

“Jadi orang-orang tertentu yang berisiko terkena jamur jerawat adalah kelenjar keringat dan kelenjar minyak yang aktif atau terlalu produktif.

Seperti atlet, remaja memasuki masa pubertas, atau orang yang banyak berkeringat,” ujar dr Suksmagita.

Namun, keringat yang banyak dan kondisi hormonal adalah hal yang tidak bisa kita hindari, Sobat

“Jadi yang bisa dilakukan adalah mengatasi kondisi kulit yang berkeringat dan berminyak namun penumpukan minyak keringat tidak menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan,” kata dr. Suksmagita.

Anda dapat melakukannya dengan:

  • Ganti pakaian lebih sering
  • Mandi sebaiknya tidak kurang dari 2 kali sehari
  • Kenakan pakaian longgar.

dr. Suksmagita juga menambahkan, kondisi ini sering terjadi pada orang dengan imunitas rendah atau orang yang mendapat terapi penurunan imunitas dan bisa juga terjadi pada orang yang banyak mengonsumsi antibiotik.

Karena antibiotik yang diminum dalam jangka panjang akan mengganggu kestabilan ekosistem flora di kulit kita.

Itu saja yang perlu Anda ketahui tentang jerawat jamur. Jadi, sudah paham Sobat sekarang?