Melihat Keindahan Arsitektur dan Filosofi Rumah Adat Joglo

Rumah adat Joglo bukan hanya sekedar tempat tinggal bagi masyarakat Jawa Tengah.

Rumah adat ini juga dipandang sebagai bagian arsitektur yang disakralkan, khususnya di Jawa Tengah.

Lantas, apa keunikan dan filosofi rumah adat ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Mengenal Rumah Adat Joglo

Indonesia adalah negara dengan budaya paling beragam di dunia.

Keragaman tersebut tidak lepas dari berbagai suku yang ada dengan rumah adatnya yang biasa disebut dengan rumah adat.

Salah satu rumah adat yang populer adalah rumah adat Joglo.

Rumah adat Joglo merupakan rumah adat paling terkenal di Jawa Tengah.

Selain memiliki daya tarik tersendiri, bisa dikatakan rumah adat ini juga memiliki nilai filosofis dari struktur bangunan dengan fungsinya yang masih relevan dengan masyarakat modern saat ini.

Dari segi bahasa, kata joglo berasal dari dua kata yaitu “tajug” dan “loro” yang berarti gabungan dari dua sebutan.

Lihat juga:  Kenali abses peritonsillar, nanah di sekitar amandel akibat infeksi

Tajug sendiri merupakan atap berbentuk limas atau limas persegi dengan alas dan puncaknya berbentuk persegi panjang.

Menurut Jurnal Humania, perkembangan sejarah Joglo tidak lepas dari bangunan kuno bernama teres punden.

Ini adalah bangunan suci yang bentuknya disusun secara konsentris semakin mengecil.

Filosofi Rumah Adat Joglo

Rumah Adat Joglo (Stock Photo Arbo)

Pada zaman dahulu, rumah adat Joglo merupakan simbol status sosial.

Sebab, saat itu hanya orang dengan kemampuan finansial tinggi yang bisa memiliki rumah tipe ini.

Bahan pembuatannya memang lebih mahal dari rumah tradisional lain di Jawa Tengah.

Dikutip dari website BPAD Provinsi Yogyakarta, hanya orang-orang seperti raja, pembesar dan pembesar saja yang bisa memiliki rumah tradisional joglo.

Selain mahal, proses pembuatannya juga memakan waktu lama.

Dikutip dari MUDRA Journal of Art and Culture (2011) rumah adat Joglo merupakan tempat hidup dan aktivitas para penguasa saat itu.

Beberapa bagian rumah juga memiliki filosofi tersendiri.

Misalnya, ada tiga pintu yaitu pintu utama, pintu tengah dan lainnya di kedua sisi rumah.

Tata letak pintu ini tidak boleh sembarangan. Pintu ini melambangkan kupu-kupu yang sedang berjuang dan tumbuh dalam sebuah keluarga besar.

Lihat juga:  Mengenal Weton Monday Legi, Dimulai dari Sifat, Jodoh, dan Rezeki!

Joglo juga memiliki desain yang tidak sembarangan dimana strukturnya terbagi menjadi beberapa bagian.

Bagian Rumah Adat Joglo

Filosofi Rumah Adat Joglo (metif.blogspot.com)

Tidak hanya memiliki filosofi pada bangunannya, rumah adat Joglo juga terbagi menjadi beberapa bagian.

Bagian-bagian ini juga memiliki fungsinya masing-masing.

1. Pucat

Merupakan bagian tambahan yang terletak di depan rumah.

Pendopo ini memiliki fungsi sebagai ruangan untuk menerima tamu, upacara adat, pertemuan resmi, dan pertunjukan seni seperti tari dan wayang kulit.

Meski digunakan untuk menyambut tamu, bagian ini tidak memiliki meja atau kursi.

Para tamu akan duduk bersila di atas tikar. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan antara pemilik rumah dan tamu.

Selain itu, pendopo juga tidak berdinding, mencerminkan sifat terbuka dan ramah masyarakat Jawa.

2. Pringgitan (Jalur Penghubung)

Ini adalah penghubung antara paviliun dan rumah utama (home). Fungsinya sebagai pintu masuk ke dalam rumah.

Seperti namanya, pringgitan juga bisa digunakan sebagai tempat uang ringgit atau pertunjukan wayang.

Atap pringgitan dibangun dengan model Limasan atau Kampung.

3. Tidak Dijual (Serambi Depan)

Kawasan Emperan artinya anggota keluarga dan tetangga harus menumbuhkan rasa persaudaraan.

Lihat juga:  Infeksi Saluran Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya!

Bagian rumah yang menghubungkan teras dengan rumah berfungsi untuk menerima tamu sekaligus tempat bersantai bersama keluarga dan tetangga.

Bedanya dengan paviliun, emperan biasanya memiliki meja dan kursi.

4. Rumah (Bagian Utama)

Berasal dari bahasa Austronesia yang berarti “rumah”. Rumah merupakan bagian utama dari rumah adat Joglo.

Bagian ini biasanya memiliki lantai persegi yang lebih tinggi dan lebih luas daripada bagian rumah lainnya. Atapnya memiliki model piramida.

5. Rumah

Dalem adalah bagian dari ruangan tertutup di sebuah rumah. Bagian ini biasanya dibagi menjadi bagian depan, tengah, dan belakang.

Bagian depan digunakan sebagai area aktivitas keluarga dan memiliki tempat tidur bambu yang dapat digunakan untuk bersantai.

Bagian tengah digunakan untuk tempat duduk mempelai pria dan mempelai wanita pada saat melangsungkan akad nikah.

Pada zaman dahulu, kawasan ini digunakan sebagai tempat persembahyangan kepada Dewi Sri.

Bagian belakang adalah ruangan yang disebut senthong. Senthong memiliki 3 kamar dimana anggota keluarga biasanya menempati kamar kiri dan kanan.

Kedua ruangan ini juga digunakan untuk menyimpan peralatan dan hasil pertanian.

Sedangkan ruang tengah senthong digunakan untuk menyimpan harta keluarga dan pusaka seperti keris.

Lihat juga:  4 Manfaat Minyak Ikan untuk Anak, Baik untuk Otak Kecil

Ruangan ini dianggap sebagai bagian rumah yang paling disakralkan karena digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Sri.

Selain itu, pengantin baru juga biasanya menempati kamar ini.

6. Gandhok (Bangunan Tambahan)

Terletak di sisi kiri dan kanan rumah, bangunan ini digunakan sebagai tempat tidur keluarga. Namun, tamu yang berkunjung juga bisa tidur di sini.

7. Halaman Belakang Rumah Adat Joglo

Terakhir, bagian belakang rumah adat ini biasanya terdiri dari:

Untuk sumur biasanya terletak di sisi timur ruangan.

Rumah Adat Joglo dan Keunikannya

Rumah Adat Joglo Unik (meyliankintan.blogspot.com)

Menurut KBBI sendiri, Joglo merupakan bangunan rumah tinggal khas Jawa dengan atap trapesium.

Meski demikian, Rumah Adat Joglo juga memiliki ragam keunikan di setiap bagiannya yang membuat daya tariknya sangat kuat dan khas.

Rumah Adat Joglo memiliki bentuk bangunan yang unik di setiap ruangan di dalamnya.

Fondasi rumah terbuat dari tanah yang dipadatkan dan ditinggikan atau dikenal dengan dibrug.

Sedangkan tugu didirikan di atas alas yang terbuat dari batu alam berbentuk persegi panjang, bulat, atau segi delapan.

Struktur bangunan didominasi oleh kayu yang mampu meredam getaran akibat gempa.

Lihat juga:  15 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui

Selain itu, beberapa hiasan atau ukiran dengan motif tertentu juga memiliki arti khusus.

Salah satu motif yang paling sering digunakan adalah motif lung-lungan, yaitu sulur dari batang tumbuhan muda.

Ukiran ini berarti kedamaian dan ketenangan.

Bentuk atap yang menyerupai gunung diambil dari filosofi masyarakat Jawa kuno. Dimana, ada kepercayaan bahwa gunung adalah tempat bersemayamnya para dewa.

Untuk itu dipilih dua gelar sebagai atap Rumah Adat Joglo.

Selain itu, terdapat 4 pilar yang dikenal dengan pilar guru yang umumnya berjumlah 16 dengan fungsi yang berbeda-beda.

Kolom penyangga utama berfungsi sebagai penyangga balok atas.

Sedangkan tiang sesudahnya disebut soko rowo. Untuk pilar luar biasanya disebut soko emper.

Empat tiang pada rumah tersebut melambangkan arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara.

Demikian penjelasan filosofi rumah adat Joglo dan keunikannya.

Memiliki rumah yang meniru konsep Joglo bukanlah hal yang aneh.

Mempertimbangkan berbagai filosofi dan nilai tradisional yang dianut, rumah berkonsep Joglo terasa nyaman dan artistik.

Apakah Bunda dan Ayah tertarik untuk mendesain rumah yang mirip dengan rumah adat Joglo?

Advertisements