Hukum Suami Istri di Bulan Ramadhan yang Harus Anda Ketahui

Halo Arbo Web, apakah kamu sudah tahu tentang Hukum Suami Istri Ramadhan yang perlu dipahami? Sebagai umat Muslim, mengetahui tentang hukum ini sangat penting agar kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik. Pasangan suami istri perlu memahami tata cara berhubungan intim saat bulan Ramadhan agar tidak membatalkan puasa. Nah, kali ini kita akan membahas lebih lengkap tentang Hukum Suami Istri Ramadhan yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Tak sedikit ibu dan ayah yang bertanya-tanya tentang hukum berhubungan seks dengan pasangan suami istri di bulan Ramadhan.

Memang, berhubungan seks bisa membawa imbalan. Namun, jika Anda melanggar aturan selama Ramadhan, Anda tetap tidak diperbolehkan.

Karena puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban umat Islam dan masuk dalam salah satu rukun Islam.

Dalam menjelaskan hal ini, Allah SWT berfirman:

“Wahai orang yang beriman, kami berkewajiban untuk berpuasa, sebagaimana kami diperintahkan untuk menjadi saleh, sebagaimana kami dituntut dari mereka yang ada di hadapanmu. (Albacarat: 183).

Salah satu syarat hukum puasa adalah mampu melawan segala hawa nafsu, termasuk keinginan.

Jurnal Guillain Medical University menyatakan bahwa menghindari berbagai rangsangan seksual dapat membantu mengontrol nafsu makan selama berpuasa.

Lalu Bagaimana dengan hukum pasangan suami istri di bulan Ramadhan? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!

Undang-Undang tentang Hubungan Perkawinan di Bulan Ramadhan

Untuk mengetahui hukum pernikahan di bulan Ramadhan, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.

Lihat juga:  Cara Mengobati Benjolan Di Alat Kelamin

Salah satunya adalah tentang berapa lama Anda bisa dan tidak bisa melakukan hubungan intim di bulan Ramadhan.

Penjabarannya adalah sebagai berikut:

1. Hukum tentang hubungan perkawinan di bulan Ramadhan: tidak diizinkan

Dari Abu Freira (R), ia mengatakan artinya:

“Suatu hari ketika duduk di dekat Nabi, seorang laki-laki menghampirinya, dan orang itu berkata, ‘Celakalah aku, ya Rasulullah.’

Kemudian Rasulullah (saw) bersabda: “Apa yang telah terjadi kepadamu?”.

Pria itu menjawab: “Saya punya istri saat saya berpuasa.”

Kemudian Nabi (saw) bertanya: “Apakah kamu memiliki seorang budak yang dapat kamu bebaskan?”.

Pria itu menjawab, “Tidak.”

Kemudian Nabi (saw) bertanya lagi: “Bisakah kamu berpuasa selama dua bulan berturut-turut?”.

Pria itu menjawab, “Tidak.”

Nabi (saw) bertanya lagi: “Bisakah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?”.

Pria itu juga menjawab, “Tidak.”

Kemudian Nabi (saw) terdiam. Ketika dalam situasi seperti itu, seseorang memberinya hadiah sewadah kurma. Kemudian Rasulullah (saw) berkata, “Di manakah orang yang baru saja kamu minta?”

Pria itu berkata, ‘Ya, benar,'” katanya.

Nabi (saw) kemudian berkata: “Ambillah dan berdoalah bersamanya.”

Kemudian orang itu berkata: “Wahai Rasulullah, berikanlah kepada seseorang yang lebih miskin dariku? Demi Allah, tidak ada orang seseburuk keluargaku di tepi timur hingga barat kota Madinah.”

Lihat juga:  Rahasia Sukses Promosi Bisnis Online yang Tidak Boleh Kamu Lewatkan

Nabi (saw) tertawa terbahak-bahak sampai melihat gigi taringnya dan berkata, “Berikan makanan keluargamu.” (H.R. Bukhari dan umat Islam).

Dalam hadits tersebut, kita melihat bahwa hukum hubungan perkawinan di bulan Ramadhan adalah haram, yang terjadi pada siang hari.

Jika terjadi pelanggaran, orang tersebut harus membayar denda yang ditentukan.

2. Hukum perkawinan di bulan Ramadhan: diizinkan

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Adalah sah bagi Anda untuk berbaur dengan istri Anda pada malam bulan puasa. Mereka adalah pakaian untuk Anda dan Anda adalah pakaian untuk mereka. Tuhan tahu Anda tidak bisa menahan keinginan Anda,

Oleh karena itu, Tuhan mengampuni Anda dan mengampuni Anda. Jadi sekarang berbaurlah dengan mereka, sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan makan dan minum sampai benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, membawa terang kepadamu. Setelah itu, selesaikan puasa sampai malam,

(Tapi) jangan mengganggu mereka saat anda memberikan i’tikaf di masjid. Itu adalah larangan Tuhan, jadi menjauhlah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada orang-orang, karena mereka mungkin takut.” (Albacara: 187).

Ayat di atas menjadi dasar ketika hukum hubungan perkawinan di bulan Ramadhan berlangsung pada malam hari.

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa hukum berhubungan seks di bulan Ramadhan tidak dilarang jika dilakukan pada malam hari (setelah berbuka puasa).

3. Mandi wajib

Setelah mengetahui hukum hubungan perkawinan di bulan Ramadhan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah tentang wajib mandi.

Lihat juga:  Cara Mengobati Anyang Anyangan Pria

Karena puasa merupakan ibadah yang harus dilakukan ketika seseorang dalam keadaan suci.

Hubungan perkawinan terkandung dalam Hada Agung, sehingga mandi wajib diperlukan untuk kembali ke kekudusan dan diizinkan untuk berpuasa.

Lantas bagaimana jika keadaan masih junab dan kita memasuki jam subuh?

Ini bukan masalah. Hanya saja anda harus segera mandi wajib agar bisa sholat subuh. Puasanya juga tetap berlaku.

‘Aisha (R) berkata:

“Salam sejahtera” pernah menemukan fajar Ramadhan di negara bagian Junub, bukan karena mimpi basah, lalu dia mandi dan melanjutkan puasa,” katanya. (Sumber daya manusia. Muslim).

Sebagai hasil dari mengizinkan hubungan intim yang berakhir sampai panggilan Shubu untuk berdoa, Shubuf masih diizinkan memasuki Shubu di negara bagian Junub.

Pahala Perkawinan di Bulan Ramadhan

Setelah mengetahui hukum hubungan perkawinan di bulan Ramadhan, jika Anda melakukannya, ada baiknya mengetahui adanya imbalan seperti:

1. Dapatkan pahala sedekah

Dalam hadits yang diucapkan oleh Abu Dar al-Gifali, Nabi (saw) pernah bersabda:

“Hubungan fisik antara kamu (dengan istri dan hambamu) adalah sedekah,” lalu para sahabat bertanya kepada Nabi SAW.

“Wahai Rasulullah, sudahkah kami datang kepada isteri-isteri kami di Syayat dan memperoleh pahala?”

Dia menjawab, “Jika Anda orang yang najis, apakah Anda tidak berdosa?

Jadi jika Anda seseorang yang legal, tentu saja Anda akan dibayar.”

Intinya, hubungan perkawinan yang berlangsung sesuai syariat dapat mendatangkan pahala, meskipun berlangsung pada malam Ramadhan.

2. Dapatkan bayaran untuk memenuhi hak-hak suami Anda

“Dari Husayn bin Mishan saudara perempuan ayahnya (yaitu, bibinya) pernah datang kepada Nabi (damai besertanya) karena kebutuhan.

Lihat juga:  Cara Membuat Obat Diabetes Alami

Setelah memenuhi kebutuhannya, Nabi (saw) bertanya kepadanya: “Apakah kamu punya suami?” Dia menjawab, “Sudah.”

Rasulullah (saw) bertanya lagi, “Bagaimana sikapmu terhadap suamimu?”.

Dia menjawab, “Saya tidak akan pernah mengurangi (hak-haknya) kecuali bahwa saya tidak dapat melakukannya.”

Rasulullah (saw) menjawab: “Perhatikan hubunganmu dengannya, karena suamimu adalah surgamu dan nerakamu.”

3. Pahala yang besar jika dilakukan dengan itikad baik

Allah SWT berfirman artinya:

“Sebagian besar bisikan mereka tidak ada gunanya kecuali bisikan orang-orang yang menyuruh (laki-laki) untuk memberi sedekah, kepada markh, atau untuk berdamai di antara manusia.

Dan barangsiapa yang mencari nikmat Allah dan melakukannya, kami akan pahala yang sebesar-besarnya kepadanya.” (QS Annisa:114).

Hubungan perkawinan yang mengikuti hukum Islam dan didasarkan pada integritas membawa imbalan besar bagi kedua belah pihak.

4. Hindari kutukan malaikat

Hadits nabi Abu Huraira (saw) berkata, artinya:

“Jika seorang laki-laki membawa istrinya ke tempat tidur dan dia menolak untuk taat, malaikat akan mengutuknya sampai zaman Syam” (H.R. Buhari dan Muslim).

Entah lelah berpuasa atau tidak, istri yang menolak ajakan suaminya berhubungan seks selama Ramadhan juga dikutuk oleh malaikat.

Bagaimanapun, kegembiraan seorang suami adalah surga dan neraka bagi istrinya.

5. Hindari amoralitas selama berpuasa

Hadits Jabir bin Abdillah bahwa Nabi melihat seorang wanita, kemudian ia pergi kepada istrinya Zainab, yang telah kecokelatan kulitnya.

Dia menyelesaikan haji (dengan berhubungan seks) dan kemudian pergi ke teman-temannya:

Lihat juga:  Bagaimana Cara Mengobati Wasir Dengan Bawang Putih

Jika ada di antara kalian yang melihat seorang wanita yang luar biasa (secara kebetulan), dia harus pergi ke istrinya, yang akan menolak sesuatu yang ada dalam dirinya.” (HR Muslim).

Saat berpuasa, tentunya anda harus bisa mengendalikan diri dari shawat.

Oleh karena itu, ketika seorang istri berhubungan seks dengan suaminya selama Ramadhan, itu tidak hanya bermanfaat, tetapi juga dapat menjauhkan suaminya dari amoralitas karena ketidakmampuannya untuk menjaga matanya.

6. Jadilah orang terbaik

Dalam hadits tersebut, Aisha (R) berkata, yang artinya:

“Damai besertanya” kata Nabi (damai besertanya): “Kamu adalah yang terbaik (suami) yang tertinggi melawan keluarganya, dan aku yang terbaik melawan keluargaku” (HR At-Tirmidhi).

Hubungan pernikahan sebenarnya adalah GA bagi semua pasangan untuk memenuhi hak-hak mereka.

Ini juga merupakan hal baik yang dilakukan oleh pasangan sebagai bentuk kebahagiaanItu saja.

Apalagi, jika Nabi (saw) melakukannya, ini menjadi bagian dari Sunnah.

Nah, sekarang ibu dan ayah sudah tahu hukum berhubungan seks dengan suami istri di bulan Ramadhan, bukan?

Selama dilakukan dengan benar, kebutuhan biologis masih bisa terpenuhi, sehingga tidak perlu khawatir.

Kegiatan ini juga dapat mendatangkan pahala jika dilakukan sesuai dengan syariat dan Sunnah Nabi SAW.

Dalam bulan Ramadhan, terdapat hukum suami istri yang harus diketahui oleh pasangan muslim. Hal ini mencakup tentang puasa, salat malam, maupun hubungan intim. Mengetahui hukum tersebut sangatlah penting untuk menjaga ketentraman rumah tangga dan menghindari dosa. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu meningkatkan pengetahuan mengenai agama. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.

#Hukum #suami #istri #Ramadhan #Anda #harus #tahu arbo Hukum suami istri Ramadhan, Anda harus tahu!