Hamzah bin Abdul Muthalib, Paman Nabi (Singa Allah)

Hamzah bin Abdul Muthalib, yang dikenal sebagai “Singa Allah”, adalah paman Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan keberanian dan keteguhan hatinya dalam menyebarkan Islam. Dia terbunuh di medan perang Uhud karena membela agama Allah SWT. Kehidupan dan pengorbanannya menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga saat ini.

Hamzah bin Abdul Muthalib, Paman Nabi (Singa Allah)

Hamza bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullah ketika dijuluki Asadullah (Singa Allah). Inilah biografi, perjalanan menuju Islam, kisah kematian Hamzah.

Mungkin nama untuk pengikut Islam Hamza bin Abdul Muthalib Kedengarannya tidak aneh. Dia adalah salah satu paman Nabi yang memiliki peran besar dalam perjuangan menyebarkan Islam.

Sebagai paman, sahabat sekaligus saudara, Hamzah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nabi.

Hanya saja, Nabi saking sedihnya saat Hamzah wafat – yang terjadi kemudian adalah cerita. Mencari cerita? Baca lebih lanjut di bawah ini.

Biografi Hamzah Bin Abdul Muthalib

Hamza bin Abdul Muthalib Ia lahir di Mekkah sekitar tahun 568. Hamzah melaporkan tahun kelahirannya ini diperkirakan dua tahun lebih tua dari Nabi Muhammad SAW.

Ia adalah putra dari Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad) dan saudara dari Abdullah (ayah dari Nabi SAW).

Lihat juga:  Cara Memutihkan Muka Secara Alami Dan Cepat

Artinya, Hamzah dan Abdullah (ayah Nabi) adalah bersaudara dengan satu ayah, tetapi berbeda ibu. Kebetulan hubungan Hamzah dan Rasulullah dihubungkan dari pihak ibunya.

Alasannya karena Halah binti Wuhaib (ibunda Hamzah) adalah sepupu dari Siti Aminah (ibunda Nabi Muhammad SAW).

Dengan demikian, hubungan Nabi SW dan Hamzah sangat erat sejak kecil, bahkan keduanya juga dianggap sebagai saudara kandung.

Karena itu, Hamzah sangat mencintai dan menghormati Nabi bahkan sebelum dia memeluk Islam.

Proses dan asal masuknya Hamzah bin Abdul Muthalib ke Islam

Meski memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Nabi, dalam proses sejarah Nabi Muhammad dan upaya penyebaran ajaran Islam, Hamzah belum memeluk Islam.

Namun demikian, hal ini sama sekali tidak mengurangi rasa hormat dan kasih sayang yang sering diberikan oleh Nabi.

Dia selalu ada untuk melihat Nabi untuk melindunginya di saat-saat kesusahan, dan bahkan marah jika dia menemukan seseorang yang mengejek Nabi.

Lebih lanjut, Hamzah merupakan seorang pemuda yang dikenal berbakat dan piawai dalam bermain panah sehingga banyak orang memujanya.

Proses konsisten sampai Hamzah kemudian memeluk Islam adalah sebagai berikut:

1. Diawali dengan Nabi yang dilukai oleh seorang musyrik

Asal muasal keputusan Hamzah memeluk Islam terkait dengan peristiwa orang musyrik yang melemparkan tahi unta ke kepala Rasulullah SAW.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa Hamzah masuk Islam karena tidak terima Nabi diserang oleh Abu Jahal.

Dikisahkan bahwa pembantu Abu Jahl melihat Nabi di Gunung Shafa yang menemuinya.

Di sana, dia menyakiti nabi dan memandangnya dengan jahat, yang tidak menjawab sepatah kata pun darinya.

Ini juga diceritakan kepada bocah itu sebelumnya Hamza bin Abdul Muthalib.

Lihat juga:  Cara Alami Menyembuhkan Mata Belekan

Mendapati kisah itu, sebagai seorang pemuda Quraisy yang memiliki harga diri tinggi dan kepribadian yang kuat, Hamzah merasa tertolak. Abu Jahal mendekat dengan membawa busur dan anak panah.

2. Pertobatan Spontan Hamzah ke Islam

Abu Jahal, yang sedang duduk di antara rakyatnya, bangkit untuk menyambut Hamzah. Pemuda itu mengangkat busurnya lalu memukul kepala Abu Jahl hingga terluka.

Dan Hamza berkata: “Apakah kamu menghina Muhammad?”

Tetapi dia berkata: “Saya tahu bahwa saya telah mengikuti ajarannya. Jika Anda berani, tanggapi saja perawatan saya. Dan kemudian Hamzah mulai memeluk Islam.

Hamzah bimbang, karena kalimat pertama spontan terlontar dari rasa bangga terhadap keluarganya yang tak ingin disakiti.

Selama ini ia hanya mencari petunjuk dari Tuhan dan Tuhan Yang Maha Esa, yang kemudian menguatkan hatinya.

Hamzah menceritakan hal ini kepada nabi IDI dan dia juga senang dengan masuknya Hamzah ke Islam.

Tak lupa, Nabi SWT juga mendoakan agar pamannya diberikan kekuatan dari Allah SWT.

Mengetahui hal itu, kaum Quraisy semakin resah karena masuknya Hamza ke Islam membuat pengikut Nabi semakin banyak.

Peran Hamzah di perusahaan Nabi selama perang

Pos Hamza bin Abdul Muthalib dalam Islam, Abu Jahl berpikir bahwa perang antara Muslim dan Quraisy tidak dapat dihindari.

Karena itu, ia mulai menantang dan menantang kaum Quraisy sana-sini untuk mencelakai Nabi dan para pengikutnya.

Hal ini tidak bisa lagi dihindari, Rasulullah dan para pengikutnya mengalami kekerasan. Namun selain itu, Hamzah Islam secara tidak langsung juga menjadi tameng dan benteng kaum muslimin.

Lebih dari itu, karena Hamzah begitu kuat, cerdas, dan berwibawa, ia disegani banyak orang dan memiliki daya tarik tersendiri.

Karena itu, banyak bangsa Arab yang kemudian tertarik untuk mempelajari Islam lebih jauh.

Lihat juga:  Menghilangkan Benjolan di Wajah dengan 5 Cara yang Bisa Anda Coba, Bu!

Ditambah kepiawaian Hamzah membuatnya menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk menemani Nabi dalam setiap pertempuran.

1. Hamzah pada Perang Badar (Tahun 2 Hijriah)

Hamza bin Abdul Muthalib dan Ali bin Abu Thalib diangkat sebagai pemimpin pasukan muslim pertama yang diutus oleh Nabi Muhammad SAW.

Kaum muslimin memenangkan perang Badar karena keberanian luar biasa yang dia lakukan dan perpanjang.

Ada banyak kasus orang kafir dari suku Quraisy dalam perang Badar.

Untuk itu mereka merasa terpanggil untuk membalas kekalahan yang telah terjadi dengan mempersiapkan pasukannya untuk perang selanjutnya.

2. Hamzah pada perang Uhud (Tahun 3 Hijriah)

Setelah Perang Badar, Hamzah kembali terlibat dalam perang berikutnya antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy, yaitu Perang Uhud.

Dalam perang ini, kaum Quraisy yang ingin membalas dendam menjadikan nabi dan Hamza bin Abdul Muthalib sebagai sasaran utama.

Dalam pertempuran ini, kaum Quraisy memimpin pasukan berjumlah lebih dari tiga ratus orang. Pasukan ini terdiri dari tujuh ratus unta, tiga ratus penunggang kuda, dan pemanah serta bujang.

Saat itu total pasukan muslimin berjumlah sekitar 1000 orang dari kaum muslimin bersatu di Madinah.

Pasukan muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW ketika pasukan lawan bertemu di dekat pegunungan Uhud.

Dalam pertempuran tersebut, mayoritas tentara Muhammad yang dipimpin oleh Hamza berada di tengah-tengah, dan musuh terbunuh di kanan dan di kiri.

Ketika merasa kemenangan sudah dekat, Nabi memerintahkan para pemanah untuk tetap berada di Bukit Uhud untuk berjaga-jaga.

tetapi mereka tidak mematuhinya dan pergi ke rampasan perang, dan batas dibuat.

Quraisy menyadari lemahnya pertahanan ini dan segera menyerang kembali dengan merebut bukit tersebut dan melancarkan serangan dari puncak bukit Uhud.

Lalu terakhir Hamzah dalam perang Uhud karena tombak dari seorang anak laki-laki bernama Wahsyi.

Lihat juga:  Cara Cepat Mengobati Batuk Pilek Pada Bayi

Meninggalnya legenda Hamzah bin Abdul Muthalib

Kisah hidup Hamzah dari lahir sampai meninggal banyak dicatat oleh umat Islam. Kisah, di atas segalanya, tentang kesyahidannya dalam perang Uhud.

Ada kisah mendalam di balik kematiannya yang kemudian melegenda.

Ada kisah di balik kesyahidannya, inilah intisari yang membuat kematian Hamzah dikenang oleh banyak umat Islam.

1. Awal mula terbunuhnya Thu’aimah oleh Hamzah di perang Badar

Kisah ini berawal dari Perang Badar, Hamzah yang begitu kuat dan sengitnya memerangi kaum kafir Quraisy saat itu berhasil melemahkan Thu’aimah bin Adi hingga tewas.

Sementara kematian Thu’aimah sangat melukai keponakannya Wahsyi. Dia pergi

Tentu masih banyak Quraisy lain yang gugur dalam perang tersebut, antara lain Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah, yang merupakan ayah dan paman dari Hindun binti Utbah.

Al-Walid bin Utbah, yang merupakan saudara laki-laki Hindun, juga tewas dalam perang dengan Ali bin Abi Thalib.

Kematian beberapa orang Quraisy menimbulkan dendam terhadap beberapa orang sehingga mereka ingin membunuh Hamzah sebagai balas dendam.

2. Klaim dari Hindun dan Wahsyi di Hamzah

Abu Sufyan bin Harb yang saat itu memimpin pasukan Quraisy dalam perang Uhud memutuskan bahwa perempuan juga akan ikut berperang.

Para wanita ini termasuk yang terluka pada perang sebelumnya akibat kematian keluarganya, yaitu perang Badar.

Dengan ini Hindun yang juga istri Abu Sufyan langsung dideskripsikan atas kematian ayah, paman dan saudara laki-lakinya. Sementara itu, Wahsyi juga mengikuti kematian pamannya dan perjanjian yang dibuatnya dengan Jubair bin Muth’im.

Ketika pasukan Quraish hendak berangkat, Jubair mengatakan kepada Wahshi bahwa dia akan membebaskannya dari perbudakan jika dia bisa membunuh Hamzah. Janji ini disaksikan dengan penuh keyakinan oleh banyak orang, Wahsyi pun semakin bertekad untuk membunuh Hamzah.

Lihat juga:  Cara Alami Obati Batuk

Meski tidak memiliki kemampuan bertarung yang sangat baik, Wahsyi dikenal jago melempar tombak ke sasaran.

Karena itu, Hindun menaruh harapan kepadanya dan menyuruh Wahsyi untuk menyembuhkan sakitnya karena kepergian keluarganya dalam peperangan.

3. Wahshy serangan tombak tersembunyi Syuhada Hamzah

Saat partai bertemu dan bertempur di kedua sisi, Wahsyi dengan hati-hati mencari dan mengincar Hamzah.

Memang tidak sulit untuk mengenalinya di antara yang banyak karena Hamza selalu memiliki bulu burung unta yang menempel di kepalanya, tanda kepahlawanan di Arab saat itu.

Wahsyi, yang bersembunyi di balik batu, melihat Hamzah maju dengan sangat kuat hingga jatuh, menyerang lawannya dengan pedangnya.

Sementara itu, dia tiba-tiba menantang seorang penunggang kuda bernama Siba’ bin Abdul Uzza Hamzah agar Wahsyi bisa menyerangnya.

Tentu saja Hamzah menyapa Siba dan langsung mengalahkannya dengan satu pukulan. Dengan demikian, pengorbanan Siba membuat tempat Hamzah dapat diakses oleh Wahsyi.

Segera ia arahkan tombak kanannya ke pinggang bawah Hamzah, agar bisa menembus lebih jauh.

Saat pertempuran terjadi, Hindun turun ke barisan dan mencari mayatnya Hamza bin Abdul Muthalib yang tidak hidup

Karena sangat membencinya, ia mengambil hati Hamzah dan memakannya, yang pada akhirnya tidak ditelan dan dimuntahkannya lagi.

Meninggalnya Hamzah membuat Nabi sangat sedih hingga kemudian Allah SWT menurunkan firmannya dalam QS. An-Nahl ayat 126 karena kematian paman Nabi. Karena keberaniannya itu ia dipanggil Hamzah Asadullah atau waktu Tuhan.

Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad dan dikenal sebagai Singa Allah karena keberaniannya dalam melindungi Islam. Ia menghadapi banyak rintangan dan musuh saat membela agama Allah, namun ia tetap teguh dan tidak menyerah. Kisah hidup Hamzah dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berjuang dalam kebenaran dan melindungi agama dengan segala cara. Semoga Allah merahmati beliau. Aamiin.

Temukan artikel menarik lainnya di Google News

#Hamzah #bin #Abdul #Muthalib #Paman #Nabi #Singa #Allah arbo Hamzah bin Abdul Muthalib, Paman Nabi (Singa Allah)