Cara Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak Sesuai Usianya

Ketika hendak memberikan pendidikan seks kepada anak, orang tua seringkali bingung harus mulai dari mana.

Seperti apa yang harus dikatakan dan kapan mulai menjelaskan seksualitas pada si kecil.

Oleh karena itu, yuk cari tahu pentingnya pendidikan seksual pada anak dan cara memberikan pemahaman sesuai usia Si Kecil!

Pentingnya Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak

Sebenarnya, memberikan pendidikan seksual pada anak tidak bisa dilakukan dalam satu kali ceramah saja, Sobat.

Saat ini, pendidikan seksual pada anak harus diberikan melalui percakapan kecil, sering, dan berulang-ulang.

Dilansir dari Planned Parenthood, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang rutin mengobrol dinilai memiliki pikiran terbuka tentang kesehatan seksual.

Ini berlaku untuk percakapan dengan orang tua atau wali pribadi.

Lantas, apa fungsi mengajarkan pendidikan seksual pada anak? Berikut adalah 6 alasan untuk dipertimbangkan.

1. Anak Mendapat Bimbingan Sesuai Usianya

Mengajarkan pendidikan seks kepada anak dalam keluarga akan lebih baik didiskusikan secara langsung dibandingkan jika si kecil mencarinya di internet dan mendapatkan sumber yang tidak jelas.

Lihat juga:  10 Manfaat Blackcurrant, Membantu Menjaga Kesehatan Hati dan Mata

Informasi yang diperoleh bisa saja salah, tidak akurat, atau tidak sesuai dengan usia mereka.

Melalui internet, anak juga tidak mendapatkan bimbingan yang tepat sehingga bisa salah mengartikan informasi.

Ini tentu tidak baik untuknya, mungkin untuk orang lain.

2. Orang Tua Lebih Mengenal Anaknya

Hubungan orang tua dan anak yang terjalin selama ini tentu membuat Bunda dan Si Kecil saling mengenal.

Orang tua yang memiliki komunikasi yang baik dengan anaknya biasanya lebih mudah untuk membicarakan apapun dan terbuka satu sama lain.

Beberapa ahli mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan baik dengan orang tuanya cenderung lebih memikirkan seks saat remaja.

3. Orang Tua Bisa Melindungi Anak

Komunikasi Orang Tua dan Anak

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kebanyakan anak mencari informasi tentang seks melalui foto atau gambar di berbagai media yang mereka akses.

Hal penting yang perlu diketahui orang tua adalah dengan mengajarkan pendidikan seks kepada anak, bukan berarti menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan bebas.

Anak yang memiliki pendidikan seksual yang cukup akan lebih bertanggung jawab dalam merawat tubuhnya.

Oleh karena itu, penyampaian pendidikan seks kepada anak sangatlah penting. Hal ini perlu dilakukan meskipun terasa sulit dan memalukan dalam proses menjelaskannya.

4. Anak-anak mempelajari konsep “persetujuan” terhadap tubuh mereka

Belajar mengenai persetujuan atau persetujuan tubuh juga sangat penting untuk diajarkan.

Jangan berharap hal-hal penting seperti ini diperoleh si kecil dari luar keluarga, sekalipun sudah mendapatkan pendidikan seks di sekolah.

Mengajarkan pendidikan yang dipersonalisasi semacam ini membutuhkan komunikasi dua arah yang intens dan rutin antara orang tua dan anak.

5. Menerapkan Nilai Kekeluargaan

Mengajarkan pendidikan seks kepada anak juga dapat digunakan orang tua sebagai komunikasi untuk menanamkan nilai-nilai kekeluargaan.

Lihat juga:  Prediksi Zodiak Aquarius Minggu Ini 6-12 Maret 2023: Pilih Berlian atau Gambar?

Misalnya, orang tua dapat menjelaskan bahwa hubungan seksual hanya untuk orang dewasa yang sudah siap menikah dan memiliki tanggung jawab yang besar.

Memberi petunjuk bahwa dalam melakukan hubungan seks di luar nikah akan ada resiko yang menanti.

6. Anak bisa menerima perubahan

Mendidik anak tentang seksualitas dapat membuat mereka lebih memahami dan menerima perubahan fisik dan emosional yang terjadi di kemudian hari.

Pasalnya, menjelang pubertas, banyak anak yang takut dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

Jika anak-anak mengetahui bahwa pubertas akan mempengaruhi tubuh dan perasaan mereka, maka mereka mungkin dapat menerima perubahan dengan lebih mudah.

Mereka dapat menerimanya sebagai fakta kehidupan dan tidak takut atau menolak perubahan.

7. Mengurangi Terjadinya Pelecehan Seksual

Anak-anak yang telah mempelajari pendidikan seksualitas cenderung kurang rentan terhadap eksploitasi atau pelecehan seksual.

Hal ini dikarenakan salah satu faktor anak dapat menjadi sasaran pelaku pelecehan seksual adalah anak yang tidak mengetahui cara mengurus dirinya sendiri.

Cara Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak Menurut Tingkat Usia

Dilansir dari laman About Children’s Health, rasa ingin tahu anak tentang seks merupakan tahapan normal dalam belajar mengenal tubuhnya.

Mengajarkan pendidikan seksualitas pada anak akan membantu mereka lebih mengenal kondisi tubuh, fungsi dan harga diri mereka.

Anak-anak juga biasanya akan lebih tertarik dengan topik bayi dan kehamilan daripada hubungan seksual.

Lantas, bagaimana panduan mengenalkan pendidikan seksual pada anak dari usia ke usia? Simak di bawah ini, ya?

1. Bayi (Usia 0-24 bulan) : Mengenalkan Bagian Tubuh

Ibu dan anak

Jelaskan nama-nama bagian tubuhnya, termasuk penis dan vagina.

Lihat juga:  5 Resep Kerupuk Kacang dan Kerupuk Udang yang Lezat!

Tidak masalah jika anak ingin menyentuh seluruh bagian tubuhnya, biarkan dia menyentuh vagina dan penis saat mandi atau mengganti popok.

Mulai terlihat perbedaan organ reproduksi pria dan wanita. Pria punya penis, wanita punya vagina.

Mulai berbicara tentang fungsi bagian tubuh, misalnya urine keluar melalui penis atau vagina, feses keluar melalui anus.

Jika anak Anda suka telanjang sepanjang waktu, mulailah perkenalkan batasan tentang ketelanjangan.

Jelaskan bahwa ada waktu dan tempat untuk ketelanjangan dan tentu saja ketelanjangan tidak diperbolehkan di depan umum.

2. Anak Usia Dini (2–5 tahun): Mengenalkan Organ Reproduksi dan Mengajarkan Privasi

Anak TK

Memberikan pendidikan seksual pada anak usia 2 tahun ke atas dapat dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan privasi pada diri sendiri.

Memahami Tubuh

  • Sebutkan bagian tubuh yang benar dan fungsinya.
  • Memperkenalkan organ reproduksi wanita dan pria yaitu vagina dan penis.
  • Perkenalkan si kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki puting susu, bokong, hidung, tangan, dll.

Ketahuilah bahwa tubuh setiap orang itu berbeda dan boleh saja terlihat berbeda, Sobat.

Memahami Privasi

  • Beberapa bagian tubuh bersifat pribadi dan tidak dapat dilihat oleh banyak orang.
  • Ada organ tubuh yang bersifat pribadi.
  • Ajari anak untuk mengikuti aturan berpakaian baik di rumah maupun di luar rumah.
  • Menghormati privasi orang lain. Misalnya, jika pintu kamar mandi tertutup, ketuk dulu sebelum masuk.
  • Ketahui juga bahwa orang lain memiliki hak privasi, seperti saat pergi ke kamar mandi atau berganti pakaian.

Percakapan tentang mayat bersifat pribadi dan hanya boleh dilakukan di rumah dengan orang tua.

Biarkan si kecil tahu bahwa ia berhak mengatakan siapa yang boleh menyentuh tubuhnya.

Lihat juga:  Mengenali Stroke Telinga, Penyakit yang Disinggung Kiky Saputri

Tidak bisa memeluk atau menyentuh orang lain ketika orang itu tidak menginginkannya (dan sebaliknya).

Mereka dapat memberi tahu Ibu apa saja dan segala sesuatu yang membuat mereka merasa buruk atau lucu.

3. Anak Usia 5 Tahun–8 tahun : Mulai Bicara Tentang Pubertas

Ayah Berbicara dengan Putra

Pendidikan seksual untuk anak usia 5 tahun ke atas juga tidak kalah pentingnya termasuk pubertas.

Tahu apa yang harus digunakan ketika berbicara tentang bagian tubuh (laki-laki dan perempuan).

Misalnya penis, testis, skrotum, anus, vulva, labia, vagina, klitoris, rahim dan ovarium.

Memahami Tubuh

  • Memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi internal seperti rahim, ovarium, saluran tuba, uretra, kandung kemih, dan usus.
  • Tubuh datang dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna. Kita juga harus bisa saling menghargai perbedaan.
  • Baik pria maupun wanita memiliki bagian tubuh yang enak untuk disentuh, namun tidak semua orang boleh menyentuh bagian tersebut.
  • Ajari anak untuk bisa langsung menahan diri, seperti “Berhenti, aku tidak suka kamu melakukan itu.”

Masa pubertas

  • Beri tahu mereka bahwa tubuh mereka akan berubah seiring bertambahnya usia.
  • Jelaskan bahwa pubertas adalah masa perubahan fisik dan emosional, di mana mereka akan tumbuh menjadi dewasa.

4. Anak Pubertas (9–12 tahun): Jelaskan tentang Perilaku Seksual dan Proses Reproduksi

Ibu Berbicara Dengan Putri

Nah, di usia yang lebih matang, yakni mendekati pubertas, pendidikan seksual bagi anak sedikit lebih rumit.

Hal-hal terkait hubungan seksual, dimana bayi bisa terbentuk saat sperma bertemu dengan sel telur, perlu diperjelas.

Ibu bisa menjelaskan bahwa orang yang sudah menikah memang melakukan hubungan seks dan itu normal.

Lihat juga:  Suami bekerja di Amerika Serikat, Tasya Kamilia buka-bukaan soal LDR

Bahkan, terkadang orang dewasa memberikan pelukan dan ciuman untuk menunjukkan kasih sayang.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain:

Masa pubertas

  • Berhubungan seks adalah kegiatan untuk orang dewasa atau orang yang sudah menikah, bukan untuk remaja.
  • Jelaskan perubahan fisik, sosial, dan emosional yang akan Anda alami.
  • Anak perempuan perlu mengetahui dan mempersiapkan diri untuk menstruasi pertama mereka.
  • Cowok perlu tahu tentang ejakulasi dan mimpi basah.
  • Jelaskan bahwa kesuburan terjadi saat anak perempuan menstruasi dan saat anak laki-laki menghasilkan sperma.

Perilaku Seksual

  • Menjelaskan tentang penyakit menular seksual.
  • Informasi dasar tentang kehamilan, aborsi dan cara mencegah kehamilan.
  • Nilai-nilai yang ditanamkan orang tua tentang cinta, pacaran, kontrasepsi, kapan anak boleh aktif secara seksual.
  • Begitu pubertas dimulai, anak akan mulai tertarik dengan lawan jenis dan memiliki fantasi seksual.
  • Menyarankan bahwa seksualitas sangat dibesar-besarkan dalam pornografi.

Beberapa anak ingin tahu tentang seks dan beberapa tidak. Tentu saja, keduanya normal.

Saat pubertas dimulai, anak-anak perlahan akan menganggap seks sebagai sesuatu yang ingin mereka lakukan suatu hari nanti.

Untuk itu, mulailah percakapan tentang seks dengan anak Anda, beri tahu mereka bahwa mereka dapat menanyakan apa saja yang terlintas di benak mereka.

Bunda, itulah panduan mengenalkan pendidikan seksual pada anak.

Jadi, tidak ada kata terlalu dini atau terlalu terlambat untuk mulai berbicara dengan anak tentang pendidikan seks.

Semoga panduan di atas cukup membantu Bunda dan Ayah untuk bisa perlahan membuka pembicaraan tentang pendidikan seks pada anak, ya!

Temukan artikel menarik lainnya di Google News

#Cara #Memberikan #Pendidikan #Seksual #Pada #Anak #Sesuai #Usianya arbo Cara Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak Sesuai Usianya