Mengenal 3 Rumah Adat Sulawesi Tengah dan Keunikannya

Tahukah Anda bahwa rumah adat Sulawesi Tengah tidak hanya memiliki satu jenis?

Hal ini dikarenakan rumah adat Sulawesi Tengah biasanya dihuni oleh beberapa suku yang ada di provinsi tersebut, antara lain:

  • keluarga Kaili
  • Suku Pamona
  • Suku Mori
  • Suku Bungku
  • klan Saluan
  • suku Bangai
  • Suku Balantak
  • Suku Buol
  • Suku Toli-toli

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda.

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang unik dan berbeda satu sama lain.

Perbedaan inilah yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang digandrungi wisatawan mancanegara sebagai destinasi wisata impian.

Rumah Adat Sulawesi Tengah

Rumah adat di Sulawesi Tengah merupakan salah satu contoh rumah adat di Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.

Ada 3 rumah adat berbeda di Sulawesi Tengah dengan keunikannya masing-masing. Berikut informasinya.

1. Rumah Tambi

Rumah adat pertama di Sulawesi Tengah adalah rumah Tambi. Rumah Tambi adalah rumah bagi suku Kaili dan Lore di wilayah Sulawesi Tengah.

Lihat juga:  12 Manfaat Madu untuk Kulit Wajah Lebih Sehat dan Glowing!

Desain rumah panggung seakan menjadi salah satu ciri khas berbagai rumah tradisional di Indonesia.

Rumah adat Tambi di Sulawesi Tengah juga menggunakan desain rumah panggung.

Banyak juga masyarakat suku Kaili dan Lore yang menjadikan rumah Tambi ini sebagai rumah pemimpin adat di daerahnya masing-masing.

Struktur Bangunan Rumah Tambi

Secara struktural, rumah adat Sulawesi Tengah dibuat berbentuk rumah panggung yang memiliki struktur tiang pendek dan tingginya tidak lebih dari satu meter.

Sengaja dibuat tidak menyentuh tanah agar permukaan rumah tidak terlalu lembap dan tetap nyaman di berbagai cuaca.

Tiang penyangga struktur rumah Tambi terbuat dari kayu bonati, yaitu sejenis kayu hutan yang memiliki tekstur kuat dan tidak mudah lapuk.

Rumah adat di Sulawesi Tengah ini juga memiliki lantai yang terbuat dari papan yang disusun rapat.

Fondasi rumah adat Tambi terbuat dari balok yang ditumpuk, sedangkan fondasinya terdiri dari batu alam.

Rumah Tambi tidak memiliki kamar dan biasanya penghuninya tidur di ruang tamu dengan menggunakan ranjang yang terbuat dari kulit kayu.

Di tengah ruang utama terdapat dapur yang dilengkapi kompor untuk memasak.

Lihat juga:  15+ Kebaikan Air Garam Untuk Kesihatan, Boleh Atasi Jerawat!

Arah rumah adat di Sulawesi Tengah menghadap utara-selatan, hal ini dilakukan agar tidak menghadap atau membelakangi matahari.

Tangga untuk masuk terbuat dari kayu bulat. Jumlah anak tangga dalam rumah berbeda-beda dan memiliki arti.

Jumlah anak tangga yang ganjil menandai rumah kepala adat. Sedangkan anak tangga yang jumlahnya genap adalah rumah penduduk.

Rumah berbentuk panggung tidak mengenal sekat-sekat pada ruangan-ruangannya. Sehingga penduduk setempat melakukan segala aktivitasnya dalam satu ruangan saja.

Keunikan Rumah Tambi Khas Sulawesi Tengah

Keunikan rumah Tambi adalah rumah ini hanya memiliki satu ruangan yaitu ruangan utama.

Meski begitu, ruangan bisa memiliki berbagai fungsi dan akan digunakan sesuai dengan fungsi yang tersedia saat itu.

Atap rumah adat di Sulawesi Tengah ini berbentuk seperti prisma dengan sudut kecil di bagian atasnya.

Sehingga rumah akan terlihat lebih tinggi dan terlihat lebih besar.

Rumah Tambi digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah Tambi memiliki bangunan tambahan yaitu Buho atau Gambiri.

Bangunan ini berbentuk trapesium dan terdiri dari 2 lantai.

Dimana pada lantai dasar berfungsi sebagai tempat menerima. Sedangkan lantai atas digunakan sebagai lumbung padi.

Lihat juga:  Mengalami Kesemutan? Yuk simak penyebab dan cara mengatasinya

Ukurannya lebih kecil dari Tambi dan berbentuk persegi panjang. Bangunan ini cukup semi terbuka dibanding rumah Tambi.

2. Rumah Adat Lobo

Rumah Adat Lobo

Rumah Lobo adalah rumah adat khas Kulawi, Sulawesi Tenggara.

Berfungsi sebagai balai pertemuan tetua adat, pertemuan adat, upacara, festival panen, dan pertemuan untuk memutuskan kapan membuka ladang.

Rumah adat Sulawesi Tengah ini juga berfungsi sebagai rumah singgah jika warga desa lain yang bermalam di Porelea bisa bermalam di rumah adat ini.

Dalam satu kampung umumnya hanya ada satu rumah Lobo. Rumah Lobo terkadang bisa menjadi tempat pengadilan bagi masyarakat di daerah Kulawi.

Jika berfungsi sebagai pengadilan, maka napi duduk di tengah dan para tetua adat bergilir di sisi-sisinya.

Uniknya, jika yang mengadili adalah perempuan, maka yang mengadili adalah Tinangata yang merupakan lembaga adat perempuan.

Pertimbangannya, dewan adat dapat leluasa dan leluasa mengajukan pertanyaan, tergugat tidak segan-segan menjawab.

Struktur Bangunan Rumah Adat Lobo

Struktur dan pembagian bangunan rumah adat Lobo ditata semirip mungkin sehingga dapat disesuaikan dengan fungsinya yang serba guna.

Bangunan dibuat memiliki zona vertikal yang terbagi menjadi 3 bagian berbeda.

Lihat juga:  Sinopsis Kun Ana Wa Anta tentang 5 Anak Pelindung Satwa Liar

Bagian bawah atau disebut juga dalika di tengah bangunan digunakan untuk umum duduk dan mengatur makan dan minum.

Kemudian, di atas dalika terdapat tempat yang disebut kanavari atau tempat duduk para bangsawan.

Kemudian bagian terakhir yang terdapat pada rumah adat Lobo adalah dapur mini yang disebut juga bawthua.

Rumah adat di Sulawesi Tengah ini dibangun dengan menggunakan alas yang terbuat dari kayu bolanoa yang berbentuk bulat dan disusun secara horizontal.

Penataan kayu menentukan keseimbangan bangunan.

Kemudian pada setiap pertemuan antar kayu akan diikat dengan kuat menggunakan tali rotan untuk menjaga agar bangunan tidak berpindah.

Keunikan Rumah Lobo Istimewa di Sulawesi Tengah

Setiap rumah adat tentunya memiliki keunikan tersendiri, begitu pula dengan rumah adat Lobo khas Sulawesi Tengah ini.

Seperti disinggung di atas, rumah adat ini sering digunakan sebagai tempat pertemuan para tetua adat.

3. Rumah Souraja

Rumah Adat Souraja

Rumah Souraja adalah salah satu warisan budaya rumah adat Suku Kaili, Sulawesi Tengah.

Rumah Souraja merupakan rumah panggung dengan luas 368 meter persegi yang konstruksinya terbuat dari kayu.

Rumah Souraja disebut juga Banua Oge atau Banua Mbaso ini didirikan oleh Raja Palu Jodjokodi sekitar tahun 1892, dengan tujuan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan.

Lihat juga:  15 Jenis Jin Berdasarkan Golongan dan Tugas, Ada yang Bisa Menyebabkan Perceraian, Awas!

Struktur Bangunan Rumah Souraja

Rumah adat Souraja Sulawesi Tengah merupakan bangunan panggung yang menggunakan kayu sebagai struktur utamanya, lengkap dengan perpaduan arsitektur Bugis dan Kaili.

Rumah adat ini memiliki luas total 32 x 11,5 meter dan memiliki 28 tiang penyangga di bangunan utama.

Bangunan utama rumah Souraja juga terbagi menjadi 4 bagian yaitu:

  • Gandaria atau serambi sebagai ruang tunggu tamu.
  • Lonta Karavana atau ruang depan berfungsi sebagai tempat menerima tamu atas nama laki-laki dalam melaksanakan upacara adat.
  • Lonta Tatanga atau ruang tamu sebagai tempat pertemuan raja dan pemimpin adat lainnya.
  • Lonta Rarana atau ruang belakang digunakan sebagai tempat makan Raja dan keluarganya.

Keunikan Rumah Souraja di Sulawesi Tengah

Rumah Souraja memiliki atap berbentuk piramida segitiga.

Bagian depan dan belakang atap akan ditutup dengan papan berhias ukiran yang disebut panapiri.

Itulah tiga jenis rumah adat di Sulawesi Tengah yang mungkin belum Anda ketahui. Semoga bisa menambah informasi lagi, ya!