Daftar isi
Bunda, ada banyak jenis kecerdasan yang dimiliki anak. Salah satunya adalah kecerdasan kinestetik.
Seperti namanya, anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan mengolah informasi secara fisik, melalui gerakan tangan, gerakan tubuh, ekspresi, dan kontrol.
Tentu saja, anak-anak dengan jenis kecerdasan ini lebih lihai dalam bergerak daripada anak-anak lain.
Lingkungan kelas yang didesain untuk anak duduk diam dan harus berkonsentrasi di kelas bisa menjadi penghambat bagi anak dengan kecerdasan kinestetik, lho!
Namun sayangnya, anak-anak yang kurang mampu belajar dengan sukses di kelas seperti ini sering dicap sebagai hiperaktif, ADD (Attention Deficit Disorder), atau ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).
Lalu apa saja ciri anak yang memiliki kecerdasan kinestetik lainnya? Dan bagaimana cara mengobatinya?
Inilah penjelasannya. Semoga bermanfaat, Sobat!
Ciri-ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Jika dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, kecerdasan kinestetik merupakan salah satu kecerdasan yang paling mudah dikenali.
Melansir studi dalam Journal of Studies in Education, beberapa ciri anak dengan kecerdasan kinestetik adalah:
1. Aktif bergerak
Anak dengan kecerdasan kinestetik sangat menyukai kegiatan yang menuntut mereka banyak bergerak.
Berolahraga, menari, atau gerakan kreatif lainnya pasti menjadi kegiatan favoritnya.
Saat mengamati sekelilingnya, anak dengan jenis kecerdasan ini tidak segan-segan menyentuh benda-benda yang membuatnya penasaran.
2. Keterampilan motorik kasar yang baik
Anak dengan kecerdasan kinestetik juga memiliki kemampuan motorik kasar yang sangat baik.
Dalam proses belajarnya, anak tidak akan ragu untuk langsung berhubungan dengan sesuatu yang ada di sekitarnya.
3. Tidak tahan diam dan membaca
Ada anak yang suka membaca buku berjam-jam, tapi ada juga yang tidak.
Anak dengan kecerdasan kinestetik juga lebih suka mencoba hal-hal baru secara langsung daripada mendengarkannya melalui buku saja.
Selain itu, mereka juga tertarik untuk berinteraksi dengan komputer atau keyboard ketimbang membaca buku sendirian.
4. Suka Bereksperimen
Ciri lain anak dengan kecerdasan kinestetik adalah senang bereksperimen, berakting, melakukan demonstrasi, bahkan bermain role-playing games.
Eksperimen dan penelitian di laboratorium bisa menjadi kegiatan yang sangat menarik bagi mereka.
5. Koordinasi Gerakan Sangat Baik
Kelebihan dan ciri lain dari anak dengan kecerdasan kinestetik adalah mereka memiliki koordinasi gerakan yang sangat baik.
Itu sebabnya mereka bisa berprestasi di bidang yang membutuhkan banyak gerakan fisik seperti olahraga.
6. Banyak menggunakan indra peraba
Mengutip Child First, anak dengan kecerdasan kinestetik lebih menyukai metode pembelajaran yang melibatkan indra peraba atau pengajaran indrawi.
Sobat bisa menggunakan Lego, kardus, kaleng, atau bentuk lain untuk membantunya memvisualisasikan soal matematika.
Gunakan juga benda-benda yang ditemukan di rumah untuk membantu mereka menyusun kalimat.
Mereka juga akan lebih antusias jika pembelajarannya melibatkan aktivitas fisik dan tidak selalu duduk.
Gaya Belajar Kinestetik untuk Mengembangkan Kecerdasan Si Kecil
Melansir Public School Review, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik cenderung menggambarkan bahwa pikiran mereka bekerja lebih efektif saat terlibat dalam aktivitas fisik.
Menurut para ahli, setiap anak cenderung menunjukkan bentuk “gaya belajar” tertentu.
Misalnya, beberapa siswa adalah pelajar auditori, dalam hal ini anak-anak jenis ini belajar paling baik dari instruksi verbal dan instruksi verbal.
Pelajar lain adalah pembelajar visual, yang paling diuntungkan dari gambar, bagan, atau bentuk lain dari struktur berbasis visual.
Menurut Pusat Pendidikan Kinestetik (CKE), anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda kebutuhan kinestetik yang kuat seringkali mendapat manfaat dari kegiatan belajar yang dinamis.
Ibu dan sekolahnya dapat mendukung anak-anak dengan kecerdasan kinestetik melalui:
1. Manfaatkan Objek dan Ruang
Anak kinestetik lebih mudah menyerap dan menyimpan informasi ketika terjadi interaksi dengan objek atau objek yang berhubungan langsung dengan subjek.
Misalnya, menyentuh hewan peliharaan dan pohon di halaman sambil belajar tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.
Ibu bisa membantunya belajar dengan menunjukkan gerakan yang dilakukan oleh profesi tertentu saat belajar tentang berbagai pekerjaan atau menggunakan simulasi planet saat belajar IPA.
Bunda juga bisa mengajaknya bermain susun untuk belajar tentang berbagai jenis bangunan dan menggunakan sempoa atau sempoa untuk belajar matematika.
2. Menulis dan Menggambar
Bunda, anak kinestetik juga akan belajar lebih efektif ketika menggerakkan tangan untuk menulis catatan atau menggambar yang berhubungan dengan mata pelajaran.
Dengan bantuan kertas atau papan tulis, Bunda bisa meminta anak menggambar diagram atau peta hubungan untuk berbagai hal dalam mata pelajaran.
3. Jeda untuk Bergerak Saat Belajar
Tahukah Anda bahwa anak kinestetik memiliki rentang perhatian yang pendek sehingga mereka tidak merasa nyaman belajar dalam waktu yang lama sekaligus?
Untuk itu, waktu belajar anak kinestetik sebaiknya dipecah menjadi beberapa bagian yang singkat.
Bunda bisa memberikan waktu istirahat selama 5-10 menit agar si kecil bisa melakukan gerakan fisik ringan, berbicara, bermain di halaman, atau bernyanyi.
Setelah istirahat sejenak ini, anak-anak dapat kembali belajar dengan fokus dan konsentrasi penuh.
4. Belajar di Luar Negeri
Jalan-jalan dan belajar di luar rumah juga bisa memenuhi stimulasi multisensori yang dibutuhkan anak kinestetik saat belajar, Sobat.
Tidak hanya memberikan ruang gerak yang lebih luas, menggunakan berbagai objek, orang, dan situasi di luar ruangan sebagai contoh nyata juga dapat sangat membantu anak kinestetik menyerap pengetahuan dengan lebih baik.
Memaksa anak kinestetik untuk belajar dengan cara konvensional bukan hanya tidak efektif, tetapi juga membuat frustrasi.
Maka sebaiknya mengikuti metode pembelajaran anak kinestetik agar prestasi akademiknya tetap optimal.
5. Tingkatkan Aktivitas Fisik
Jika Anda memiliki anak dengan kecerdasan kinestetik, maka jangan ragu untuk mengikutsertakannya dalam aktivitas fisik yang menyenangkan.
Dibandingkan dengan anak lain yang masih ragu untuk mencoba sesuatu yang baru, anak kinestetik akan senang mencoba apapun, meskipun itu sesuatu yang menantang.
Jadi, orang tua bisa memanfaatkan banyak organisasi atau aktivitas fisik seperti berkemah, hiking, bersepeda, berenang, dan lainnya.
6. Undang Eksperimen
Selain aktivitas fisik, anak dengan kecerdasan kinestetik sangat senang bereksperimen membuat hal-hal baru.
Mereka bisa betah bereksperimen berjam-jam tanpa kehilangan semangat. Perkenalkan pengetahuan baru kepada mereka melalui eksperimen yang menarik.
7. Membuat Game
Jangan sampai kehabisan ide permainan kreatif untuk anak dengan kecerdasan kinestetik.
Mainkan banyak permainan yang melibatkan karpet, amplas, balok, kubus atau tanah liat yang mengharuskan anak menyentuh langsung permainan yang sedang digunakan.
8. Ajak Membuat Skala Prioritas
Saat anak Anda kesal, kesampingkan pekerjaan rumahnya. Tentukan bersama anak Anda jumlah waktu yang dibutuhkan untuk istirahat dan bersantai.
Ibu dapat membantu mengatur tugas-tugas di sekitar rumah berdasarkan skala prioritas dan membantunya fokus pada satu tugas dalam satu waktu.
Saat di sekolah, ajari anak Anda untuk menggunakan teknik relaksasi dan pernapasan dalam untuk membantunya tetap fokus saat mengerjakan tugas.
9. Temukan Sekolah Pendukung
Sedapat mungkin, carilah sekolah yang mendukung kegiatan untuk anak-anak dengan kecerdasan kinestetik.
Misalnya, sekolah alam yang mewadahi aktivitas fisik anak dengan rangkaian pelajaran yang tidak membosankan.
Sebisa mungkin anak juga membutuhkan pelajaran dengan istirahat agar tidak merasa bosan.
Peran Orang Tua pada Anak Kinestetik
Sebelum bertemu dengan guru di sekolah, orang tua dapat mempelajari lebih lanjut tentang kegiatan pembelajaran kinestetik khusus yang direkomendasikan oleh para ahli.
Hal ini juga dapat membantu guru memahami kebutuhan kinestetik anak. Ibu dan ayah dapat mengajukan pertanyaan dalam bentuk:
- Bagaimana guru dapat memasukkan gerakan atau aktivitas fisik ke dalam rutinitas sehari-hari di kelas?
- Mata pelajaran atau kegiatan apa yang mengharuskan anak lebih banyak diam dan duduk?
- Bagaimana guru dapat membantu pelajar kinestetik tetap duduk selama kegiatan non-kinestetik?
- Tujuan apa yang ditetapkan guru untuk rencana pelajaran kinestetik?
Dengan aktif mencari informasi dari guru anaknya, orang tua dapat membangun pemahaman yang lebih kuat tentang metode yang digunakan untuk pengajaran sekolah anaknya.
Alhasil, jika anak kinestetik mengalami kesulitan, orang tua dapat lebih aktif menilai kebutuhan perkembangan anak.
Demikian informasi Bunda mengenai anak dengan kecerdasan kinestetik.
Anak aktif belum tentu hiperaktif atau mengalami ADHD, Sobat. Ada baiknya juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
Lantas, apakah anak Anda termasuk yang memiliki kecerdasan kinestetik yang lebih menonjol?