12 terapi untuk anak autis, bantu si kecil tumbuh dan berkembang

Harus diakui bahwa memiliki anak autis memang tidak mudah, belum ada obat yang pasti, namun diperlukan terapi untuk anak autis.

Hal ini dikarenakan autisme bukanlah gangguan yang dapat disembuhkan, namun melalui terapi anak Anda mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik.

Menurut definisi yang dilansir dari Autism Society, autisme adalah sekelompok gangguan perkembangan yang dapat terlihat sejak usia dini.

Gangguan perkembangan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Autisme sendiri dapat dikenali dari usia 12 hingga 18 tahun. Ciri-ciri yang umumnya terlihat sebagai gejala autisme adalah:

  • Anak tidak tertarik untuk berinteraksi dengan lingkungannya
  • Anak-anak tidak menunjukkan minat atau menanggapi objek atau ekspresi
  • Tidak mengerti atau tidak mengerti ketika namanya disebut

Ketika anak Anda sudah terdiagnosis autisme, ibu perlu melakukan terapi untuk anak autis. Terapi untuk anak autis sendiri bisa dilakukan sejak usia kurang dari tiga tahun.

Terapi untuk anak autis juga dapat membantu si kecil meningkatkan komunikasi dan bahasa serta fungsi sosial anak.

Dalam beberapa kasus, anak autis juga membutuhkan pengobatan jika didiagnosis mengalami gangguan psikologis.

Jika hal ini terjadi, pastikan anak Anda rutin minum obat sesuai anjuran dokter ya!

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk terapi anak autis? Ini dia!

Terapi untuk Anak Autis

Ketika anak Anda didiagnosis autis, ibu tidak boleh langsung berkecil hati.

Lihat juga:  Tanpa operasi, ini 11 cara mengobati amandel pada anak

Meski belum ada obat untuk autisme, ibu bisa melakukan beberapa terapi untuk anak autis yang membantu tumbuh kembang si kecil.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada beberapa metode pengobatan yang bisa digunakan sebagai terapi untuk anak autis, antara lain:

  • Analisis perilaku terapan
  • Pelatihan keterampilan sosial
  • Pekerjaan yang berhubungan dengan terapi
  • Terapi fisik
  • Terapi sensori integrasi
  • Menggunakan teknologi yang dapat membantu merawat anak autis

Jenis pengobatan secara umum terbagi menjadi 3 jenis yaitu;

  • Pendekatan Perilaku dan Komunikasi
  • Pendekatan Diet Obat
  • Pengobatan Komplementer dan Alternatif

Terapi bagi anak autis bertujuan agar anak dapat menguasai berbagai keterampilan dasar dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Berikut beberapa terapi untuk anak autis yang bisa Anda coba!

1. Terapi Fisik atau Fisioterapi

Gangguan motorik merupakan salah satu hal yang bisa ditemukan pada anak autis, Sobat.

Secara umum, penyandang autisme mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan motoriknya.

Tidak hanya itu, beberapa anak dengan kondisi ini memiliki massa otot yang rendah.

Ini umumnya dikenal sebagai gangguan perkembangan pervasif (PDD) yang menyebabkan gangguan perkembangan otak.

Hal ini menyebabkan perkembangan otak yang mengontrol kemampuan motorik menjadi terhambat.

Terapi untuk anak autis yang berfokus pada kondisi fisiknya dapat melatih kekuatan otot, koordinasi dan keterampilan dasar olahraganya.

2. Terapi Okupasi

Jenis terapi untuk anak autis ini bertujuan untuk membentuk kecakapan hidup sehari-hari.

Seperti diketahui, sebagian besar anak autis mengalami perkembangan motorik yang lambat.

Nah, inilah yang membuat terapi okupasi begitu penting. Terapi okupasi juga dapat memberikan pelatihan sensorik terintegrasi.

Lihat juga:  100 Ribu Token Listrik Berapa kWh? Yuk, Cek Perhitungannya!

Teknik terapi untuk anak autis ini dapat membantu si kecil mengatasi hipersensitivitasnya terhadap sentuhan, suara, bahkan cahaya.

3. Terapi Keterampilan Sosial

Terapi untuk anak autis selanjutnya adalah terapi untuk kemampuan sosialnya. Biasanya anak autis akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi, cara berhubungan atau bertemu orang baru, dan mengenal tempat bermain.

Terapis yang membantu balita Anda akan membantu menciptakan atau memfasilitasi interaksi sosial.

4. Terapi Sensorik

Tidak hanya memiliki gangguan motorik, banyak anak autis juga mengalami gangguan sensorik.

Biasanya indra mereka akan lebih peka terhadap cahaya, suara bahkan sentuhan.

Namun, ada juga anak autis yang justru menderita gangguan kepekaan penggunaan indra.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan sebagai terapi bagi anak autis untuk merangsang panca indranya.

Terapi getaran, vibrasi, senam aerobik dan lain-lain bisa menjadi beberapa cara yang bisa dilakukan.

5. Terapi Perkembangan

Seperti diketahui, perkembangan autisme bisa tertunda.

Jangan khawatir, ada banyak cara untuk mengembangkan anak autis, salah satunya dengan melakukan terapi perkembangan.

Nah, ibu-ibu tetap harus berusaha melatih perkembangan anaknya dengan membangun minat dan kekuatan dalam diri mereka.

Secara umum, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, emosi, dan kemampuan sosial.

Anak-anak akan diajarkan berbagai kegiatan seperti cara mengikat tali sepatu, cara memakai baju, dan cara menyikat gigi.

6. Terapi Perilaku

Terapi Perilaku

Bunda, jangan sedih saat melihat si kecil sering terlihat kesal ya. Anak autis seringkali mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan perasaannya dengan baik.

Seperti yang sudah dibahas, hal ini bisa terjadi karena kondisi fisik dan sensorik yang terlalu sensitif terhadap suara, cahaya, dan sentuhan.

Lihat juga:  Apa saja mitos tentang manfaat jongkok setelah berhubungan seks?

Sehingga, mereka sering bertindak kasar dan dapat mengganggu waktu Bunda. Nah, melalui terapi ini, Bunda bisa mengetahui apa penyebab perilaku negatif yang sering dilakukan si Kecil.

Setelah itu, terapis kemudian akan merekomendasikan perubahan pada lingkungan atau kehidupan sehari-hari Si Kecil untuk memperbaiki perilaku kesehariannya.

7. Analisis Perilaku Terapan (ABA)

Terapi autisme ini bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan perilaku positif pada Si Kecil. Terapi ABA juga mengajarkan anak keterampilan baru.

Kerja sama yang baik antara orang tua dan pengasuh sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan terapi jenis ini, Sobat!

Studi Behavioral Science Perspective menemukan bahwa Applied Behavior Analysis (ABA) memiliki efek positif pada kognitif, bahasa, sosial/komunikasi, perilaku bermasalah, perilaku adaptif, emosi dan gejala pada anak autis.

Dengan catatan, harus dilakukan secara rutin agar dapat membantu tumbuh kembang anak autis secara optimal.

Durasi khas terapi ABA adalah sekitar 20 hingga 40 jam per minggu.

8. Terapi Biomedis

Nah, terapi untuk anak autis adalah jenis terapi yang menggunakan obat-obatan untuk mengatasi autisme.

Sebagian besar pengobatan atau terapi jenis ini dilakukan berdasarkan pendekatan Defeat Autism Now alias DAN.

Dokter yang sudah terlatih dengan metode DAN biasanya akan meresepkan diet khusus, pengobatan alternatif dan memberikan suplemen untuk mengatasi kondisi ini.

9. Terapi Bermain

Jenis terapi untuk anak autis selanjutnya adalah terapi bermain. Seperti namanya, ini adalah terapi untuk anak autis yang dilakukan melalui permainan.

Bermain dapat membantu anak autis belajar dan terhubung dengan orang lain, anak-anak dan orang dewasa, dengan cara yang mereka pahami.

Dengan begitu, anak ASD dapat meningkatkan kemampuan sosial dan emosionalnya, membantunya berpikir dengan cara yang berbeda, hingga meningkatkan kemampuan bahasa atau komunikasinya.

Lihat juga:  12 Rekomendasi Shampo untuk Rambut Kering dan Bergelombang

Nyatanya, terapi bermain dapat memperluas cara anak autis bermain dengan mainannya sekaligus meningkatkan keterampilannya dalam berhubungan dengan orang lain.

Terapis yang membantu anak autis melalui terapi bermain dapat membawa mereka keluar dari batasan permainan yang sempit dan masuk ke dunia pengalaman dan hubungan kolaboratif.

Dalam hal ini, balita Anda dapat melakukan terapi bermain melalui permainan sederhana kejar-kejaran, meniup gelembung, atau aktivitas sensorik seperti berayun atau meluncur.

Saat kemampuan anak autis berkembang, terapis mungkin dapat mengembangkan permainan kolaboratif atau imajiner seperti bermain peran.

10. Terapi Visual

Terapi untuk anak autis selanjutnya adalah terapi visual. Ini adalah metode pembelajaran komunikasi untuk anak autis yang dilakukan melalui bantuan gambar.

Dalam Journal of Nursing Science disebutkan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif sebelum dan sesudah dilakukan terapi visual.

Pengenalan komunikasi menggunakan metode Picture Exchange Communication System (PECS) juga menunjukkan peningkatan kemampuan perilaku sosial, perilaku bermain dan perilaku komunikatif yang lebih baik dibandingkan sebelum intervensi PECS.

Penggunaan Image Exchange Communication System (PECS) bagi anak autis dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan orang lain.

Caranya dengan memberi mereka gambar barang yang diinginkan sebagai ganti barang tersebut. Oleh karena itu, orang tersebut dapat memulai komunikasi.

Anak autis dapat menggunakan PECS untuk mengkomunikasikan permintaan, pemikiran atau apapun yang dapat ditampilkan atau direpresentasikan secara visual pada kartu bergambar.

Jenis terapi visual dengan PECS untuk anak autis dapat bekerja dengan baik bila digunakan di rumah atau di kelas.

11. Terapi wicara

Ada juga terapi wicara yang dapat membantu anak autis meningkatkan keterampilan bicaranya serta komunikasi non-verbal, termasuk gerak tubuh, gestur, gambar atau alat bicara elektronik.

Lihat juga:  9 Manfaat Bernyanyi, Baik untuk Pernapasan dan Imunitas Tubuh

Jenis terapi untuk anak autis ini dapat dilakukan dengan melibatkan keterampilan non-verbal, seperti melakukan kontak mata, bergiliran berbicara, serta menggunakan dan memahami gerak tubuh.

Bisa juga dengan mengajari anak mengekspresikan diri menggunakan simbol gambar, bahasa isyarat, atau komputer.

Lantas, kapan anak autis bisa melakukan terapi wicara? Semakin dini terapi wicara dimulai, semakin baik hasilnya, Sobat.

Seperti disebutkan sebelumnya, gangguan spektrum autisme biasanya hilang sebelum anak berusia tiga tahun.

Nah, keterlambatan bahasa sudah bisa dideteksi sejak usia 18 bulan. Dalam beberapa kasus, autisme dapat diidentifikasi sejak usia 10 hingga 12 bulan.

Saat anak Sobat dan Dads menunjukkan tanda-tanda autisme, pastikan untuk segera melakukan pemeriksaan dan menjalani terapi sedini mungkin.

12. Terapi dan Dukungan Berbasis Keluarga

Keluarga bahagia

Terapi dan dukungan berbasis keluarga untuk anak autis menekankan gagasan bahwa keterlibatan keluarga dalam terapi adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak autis.

Dalam hal ini, terapi dilakukan untuk membimbing, melatih, dan menginformasikan keluarga anak autis tersebut. Sehingga, orang-orang yang paling dekat dengan anak ASD bisa mempraktekkan pola asuh yang benar.

Melalui terapi dan dukungan berbasis keluarga, Anda dan keluarga Anda dapat meningkatkan keterampilan interaksi sosial, mengelola perilaku bermasalah, dan mengajarkan komunikasi anak autis dan keterampilan sehari-hari.

Nah, itulah terapi yang biasa dilakukan para ibu untuk anak autis. Semoga bermanfaat!

Temukan artikel menarik lainnya di Google News

#terapi #untuk #anak #autis #bantu #kecil #tumbuh #dan #berkembang arbo 12 terapi untuk anak autis, bantu si kecil tumbuh dan berkembang